Showing posts with label 2018 at 04:08PM. Show all posts
Showing posts with label 2018 at 04:08PM. Show all posts

Sunday, December 30, 2018

Sinyal Damai Perang Dagang Angkat Rupiah ke Rp14.492

CNN Indonesia | Senin, 31/12/2018 09:08 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.492 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Senin pagi (31/12). Posisi ini menguat 76 poin atau 0,52 persen dari akhir pekan lalu, Jumat (28/12).

Di kawasan Asia, rupiah memimpin penguatan mata uang. Diikuti won Korea Selatan yang menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia 0,22 persen, dan peso Filipina 0,16 persen. Kemudian, baht Thailand menguat 0,1 persen dan dolar Singapura 0,04 persen.

Namun, dolar Hong Kong dan yen Jepang justru tertahan di zona merah, masing-masing melemah 0,01 persen dan 0,11 persen. </span>Sementara mata uang utama negara maju bergerak variasi. Dolar Australia menguat 0,15 persen, dolar Kanada 0,13 persen, dan franc Swiss 0,08 persen.



Namun, euro Eropa stagnan. Sedangkan poundsterling Inggris dan rubel Rusia berada di zona merah, masing-masing melemah 0,08 persen dan 0,19 persen.

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pergerakan rupiah hari ini akan cenderung positif karena sentimen dari tweet Presiden AS Donald Trump yang mengklaim bahwa AS dan China telah memiliki kesepakatan hubungan dagang yang pesat.

"Baru saja melakukan pembicaraan yang panjang dan sangat baik dengan Presiden Xi dari China. Kesepakatan berjalan dengan sangat baik. Jika dibuat, itu akan sangat komprehensif, mencakup semua subjek, bidang dan titik perselisihan. Kemajuan besar sedang dibuat!" tulis Trump dalam akun Twitter miliknya, Sabtu (29/12) waktu AS.

Menurutnya, sentimen positif ini sengaja dimunculkan karena Trump menyadari bahwa  perang dagang telah membuat ekonomi kedua negara sudah sama-sama melambat.


"Tapi ini belum bisa diprediksi ke depan mereka maunya seperti apa," ujar Dini kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/12).

Selain itu, sentimen penguatan rupiah juga datang dari pelemahan dolar AS juga terjadi karena mata uang Negeri Paman Sam mendapat sentimen negatif dari kembali menurunnya probabilitas kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve pada tahun depan.

"Hal ini karena prospek ekonomi AS ke depan juga masih melempem, jadi bergantung pada fundamentalnya," imbuhnya. (uli/agt)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Tho8hz
December 31, 2018 at 04:08PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Tho8hz
via IFTTT
Share:

Saturday, December 29, 2018

Tertular Semangat Berkarya Adrian Yunan 'ERK' meski Tunanetra

Jakarta, CNN Indonesia -- Efek Rumah Kaca (ERK) sedang berada di masa emas saat pemetik basnya, Adrian Yunan ditimpa masalah. Ia divonis mengidap retinitis pigmentosa, penurunan performa retina. Selain karena keturunan, penyakit itu juga menyerang daya tahan tubuh.

Awalnya Adrian tak percaya. Diagnosa bisa saja salah. Apalagi ia yakin keluarganya tidak ada yang pernah divonis serupa. Ia pun sampai periksa ke Singapura. Saat itu, ERK-band yang digawanginya bersama Cholil Mahmud dan Akbar Bagus, manggung di sana.

Adrian disebut terpapar virus toksoplasma tingkat tinggi.


Tak lama, pada 2010, Adrian buta total. Ia sampai harus mempelajari dan mengingat sudut rumah agar bisa berjalan. Letak barang-barang pun ia hafal betul.

"Saya melewati masa transisi dari melihat sampai tidak melinat. Sejak saat itu punya cara pandang ruang dan kehidupan secara berbeda," kata Adrian beberapa waktu lalu.

Ia harus rela tak ikut tampil kala ERK manggung. Posisinya digantikan oleh Poppie Airil.

Meski begitu ia tidak benar-benar diam. Adrian membantu ERK saat membuat album Sinestesia (2015). Tangannya tetap ikut 'meracik' Putih, Keberagaman dan Nyala Tak Terperi.


Adrian juga menulis lagu yang sangat personal. Pengalaman-pengalaman semenjak buta, ia tuangkan di sana. Gitar masih ia petik. Sang istri lalu membantunya merekam draf lagu.

"Karena kepekaan yang berbeda, karya orang disabilitas potensial berkarakter. Dari segi musik, lirik dan konteks berbeda karena indera yang bekerja juga beda," kata Adrian.

Sejak buta total Adrian jadi lebih sensitif. Hal-hal di sekelilingnya seakan memanggil meminta dibuatkan lagu. Ia akhirnya punya album solo bertajuk Sintas, pertengahan 2017.

"Saya merasa down dan tidak tahu mau ngapain, saya cuma mau cerita ke orang. Saya berpikir, yang sudah saya jalani musik. Jadi jalan saya untuk bercerita adalah musik," kata Adrian mengungkapkan. Rasa musiknya pun jadi lebih berbeda.


Ruang Yang Sama misalnya, bercerita tentang apa yang ia rasakan setelah tidak melihat. Ia menulis lirik sederhana yang mudah dimengerti, seperti 'karena mendengar tak hanya telinga' atau 'karena berjalan tak hanya melangkah.'

Dengan semangat itu, Adrian tetap bermusik. Ia juga terlibat di ruang-ruang komunitas seperti difabel, seperti sore itu saat bertemu CNNIndonesia.com dalam sebuah diskusi.

Ia menyemangati difabel lain di luar sana.

Dilihatnya mereka banyak yang berbakat, namun belum juga berkarya. Menurutnya, itu karena Indonesia masih dalam tahap transisi untuk melihat difabel.

"Kalau yang ditampilkan mood heroik, menurut saya itu trigger. Media masih mengangkat difabel dengan seperti itu adalah masa transisi, suatu saat akan sampai pada tahap orang difabel setara," kata Adrian, yang terlihat asyik bicara, santai dan tertawa. Ia, setara. (adp/rsa)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Any3Lu
December 30, 2018 at 04:08PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Any3Lu
via IFTTT
Share: