Showing posts with label 2018 at 09:08PM. Show all posts
Showing posts with label 2018 at 09:08PM. Show all posts

Sunday, December 30, 2018

Banyak Bencana, MUI Imbau Tak Foya-foya Sambut Tahun Baru

Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi meminta kepada masyarakat agar tidak menyambut tahun baru 2019 secara berlebihan, apalagi sampai foya-foya. Menurut dia, tidak perlu ada perayaan hingga menghabiskan banyak uang.

"MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menyambut Tahun Baru 2019 dengan semangat kesederhanaan, menjauhkan diri dari sikap boros, berfoya-foya dan menghambur-hamburkan uang untuk kepentingan yang tidak banyak manfaatnya (mubazir)," tutur Zainut melalui siaran pers, Senin (31/12).

Zainut lantas menyinggung beberapa bencana alam yang belum lama terjadi di sejumlah daerah. Misalnya, gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah serta di Banten dan Lampung akibat terjangan tsunami dari Selat Sunda.

Menurut Zainut, lebih baik jika Tahun Baru 2019 dijadikan ajang untuk menggalang bantuan kepada mereka yang terdampak bencana. Tentu dalam rangka meringankan beban penderitaan mereka yang terkena bencana alam.

"Hal tersebut sebagai bentuk refleksi dari nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang dan kepedulian antarsesama," ucap Zainut.

Zainut iuga menilai alangkah baik jika masyarakat banyak bersyukur karena telah diberikan karunia berupa umur panjang, kesehatan, dan kemurahan rezeki. Oleh karena itu, lanjut Zainut, masyarakat hendaknya memperbanyak doa, zikir dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"khususnya berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara dari berbagai musibah dan ancaman bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa Indonesia," kata Zainut.

Dengan demikian, Indonesia menjadi aman dan diselamatkan dari berbagai macam ujian. Baik berupa bencana alam maupun hal-hal yang merujuk kepada disintegrasi bangsa.

Jaga Harmonisasi di 2019

Zainut lalu meminta kepada para pemimpin bangsa, agama, dan politik agar memperhatikan kondisi di masyarakat pada 2019 mendatang. Semua pihak harus menahan diri.

Jangan sampai mengutarakan ekspresi politik yang dapat memperkeruh keharmonisan di masyarakat. Terlebih, pemilu dilaksanakan pada 2019.

Tindakan-tindakan berupa menjelekkan, fitnah, menyebarkan hoaks, dan ujara kebencian mesti dihindari. Menurut Zainut, tindakan tersebut sama sekali tidak memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, pun dapat menimbulkan perpecahan.

Zainut mengajak semua pihak untuk membangun budaya politik yang santun dan penuh dengan kesopanan. Budaya politik yang penuh dengan kecurigaan, pertentangan, permusuhan, dan persaingan yang tidak sehat dengan menghalalkan segala cara.

"Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) tetap terpelihara," kata Zainut. (bmw/osc)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2EXvO5x
December 31, 2018 at 09:08PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2EXvO5x
via IFTTT
Share:

Saturday, November 24, 2018

Pindah Pulau dan Lelang Ikan di Setouchi

JEJAK PETUALANG

Trans 7 & , CNN Indonesia | Minggu, 25/11/2018 14:08 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Setouchi di Jepang menawarkan banyak kegiatan wisata, mulai dari rafting sampai paragliding.

Selain kegiatan memompa adrenaline, turis yang berkunjung ke Setouchi juga bisa merasakan pengalaman berpindah pulau (island hopping) dan lelang ikan.

Island hopping di Setouchi bisa dimulai dengan naik kapal dari Hiroshima.

Di tengah perjalanan, turis bisa melihat Pulau Nasabi, berupa pulau yang dibentengi oleh bebatuan karst yang terukir indah.

Bagi yang ingin berenang bisa menceburkan diri saat kapal singgah di Pulau Eno.

Beralih ke Pasar Haedomari, yang berada di Yamaguchi, turis bisa menyaksikan pelelangan ikan yang sudah berlangsung sejak 44 tahun silam.

Ikan Buntal--atau yang disebut Fugu dalam bahasa Jepang, menjadi dagangan paling laris di sini.

Walau dikenal beracun, Fugu bisa dijual mulai dari Rp3 juta sampai Rp13 juta per ekor, tergantung ukurannya.

Jika dimasak dengan teknik yang benar, Fugu sebenarnya menjadi menu hasil laut yang enak disantap, salah satunya dalam bentuk sashimi.

Saksikan episode lengkap 'Jejak Petualang Weekend' hanya di Trans 7 setiap hari Minggu pukul 10.00 WIB.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2P2KbWH
November 25, 2018 at 09:08PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2P2KbWH
via IFTTT
Share:

Monday, November 19, 2018

Cerita Warga Soal Pengerukan Berujung Longsor di Kali Ancol

Jakarta, CNN Indonesia -- Norpot (43) terpaksa tidur bersama anak istrinya beralaskan kain di pinggir Kali Ancol (anak kali Ciliwung) di wilayah Pademangan, Jakarta Utara. Di sana, Norpot tidur bersama enam keluarga lainnya yang rumahnya ambles sebagian.

Peristiwa tanah ambles di bantaran Kali Ancol terjadi pada Minggu (18/11), merusak tujuh bangunan semi permanen dengan delapan kepala keluarga. Akibat kejadian itu 32 warga harus mengungsi di tenda pengungsian seperti Norpot yang terletak tak jauh dari lokasi.

Tidur mereka tak lelap. Bukan karena nyamuk atau dinginnya angin malam, melainkan rasa was-was dan takut. Norpot takut kalau tanah tempatnya tidur akan bergeser seperti tanah tempat rumahnya berdiri dulu.

Pergeseran itu membuat rumah Norpot yang berdiri di pinggir kali kini miring dan semakin menjorok ke tepian kali. 

Norpot menduga pemicunya adalah pengerukan endapan lumpur di Kali Ancol yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak pertengahan Oktober 2018.  

"Iya baru kemarin itu dikeruk, padahal ini lumpur endapan dari tahun 1992," kata Norpot kepada CNNIndonesia.com di tenda pengungsian, Senin (19/11).

Sebelum pengerukan Norpot tak merasakan ada yang aneh dengan rumahnya. Kejanggalan itu baru dialami setelah pengerukan.

Dia mengingat sejak dilakukan pengerukan ada empat longsor terjadi. Yang paling parah terjadi pada Minggu lalu yang membuat rumahnya menjorok ke kali.

Norpot masih merekam detik-detik rumahnya ambles. Sehari sebelum kejadian, tepatnya Sabtu sore, Norpot merasakan longsoran di rumahnya. 

Setelah itu dia menyaksikan sendiri muncul banyak retakan di tembok rumahnya. Tak lama setelah rangkaian peristiwa itu pohon asem tua yang berdiri di depan rumahnya pun tumbang. 

"Krieeet,,,krieet, kaya gitu lah bunyi. Ngeri juga kan. Terus kaya ada genteng jatuh segala macem. Abis itu langsung pada keluar semua," kata Norpot.

Dia menduga pohon asem itu tumbang akibat pengaruh pengerukan. "Ya, jadi kan bawahnya dikeruk, si (pohon) asem ini memang udah tumbuh di lumpur, dikeruk, ya tidak kuat dia," ungkap Norpot.

Kejadian itu membuat dia dan keluarga lain yang tinggal di bantaran kali memutuskan mengamankan semua barang berharga di rumah. Setelah itu mereka memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Kita yang bapak-bapak di sini aja. Nunggu, karena kan waktu itu listrik juga belum dicabut, itu yang paling menakutkan karena listrik belum dicabut takutnya roboh ke air, kebakaran, habis semua," kata dia.

Norpot sebenarnya tak keberatan dengan pengerukan Kali Ancol. Dia menilai langkah yang dilakukan Pemprov DKI itu baik karena bertujuan membersihkan kali, membuat pondasi, sekaligus mengeruk endapan lumpur di dasar kali.

Sayangnya, kata dia niat bagus itu tak dibarengi dengan nasib baik. Bukannya mengantisipasi banjir dan mempercantik sungai, justru rumah dia dan enam rumah lainnya amblas hingga tak bisa ditinggali.

"Ya tapi akhirnya jadi begini. Jadi gak ada rumah kita," kata Norpot.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku akan melakukan koreksi terkait prosedur pengerukan sungai yang memicu ambles sejumlah rumah di Pademangan.

"Ini akan menjadi bagian dari koreksi untuk lebih hati-hati di dalam kegiatan-kegiatan SDA," kata Anies di Balai Kota Jakarta.

Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Utara Santo mengatakan amblesnya tanah tersebut disebabkan karena pengerukan dilakukan terlalu ke pinggir.

Sementara menurut Anies, amblesnya tanah diakibatkan kurang dalamnya pondasi turap di samping kanan-kiri sungai.

"Itu adalah tentang dinding-dinding kanan kiri yang tidak selalu memiliki pondasi yang cukup dalam," ujarnya.

Norpot sendiri hanya bisa pasrah dengan keadaanya sekarang. Dia kini tinggal di tenda seadanya yang dibangun Pemprov DKI melalui Dinas Sosial.

Soal ganti rugi dan kediaman baru dia tak mau berharap lebih. Apalagi, katanya, hingga saat ini dirinya dan warga lain yang menjadi korban tanah ambles itu belum mendapat kabar baik apapun.

"Ya gak muluk-muluk lah, kita juga sadar itu memang bukan tanah kita," katanya. (tst/wis)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2PBNLMX
November 19, 2018 at 09:08PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2PBNLMX
via IFTTT
Share: