Showing posts with label 2018 at 05:36AM. Show all posts
Showing posts with label 2018 at 05:36AM. Show all posts

Sunday, December 30, 2018

PDIP Dukung Wacana Borgol Tahanan Korupsi

Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait menyatakan dukungan kepada wacana pemborgolan tahanan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wacana tersebut dicanangkan oleh KPK untuk memberikan efek malu kepada tahanan korupsi KPK.

"Bagus, bagus, jadi saya pikir kita harus apresiasi sama KPK, saya setuju 100 persen," kata pria yang akrab dipanggil Ara ini di sela sela acara Refleksi Akhir Tahun 2018 Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (30/12).

Ia mengatakan sepakat dengan wacana KPK untuk membangkitkan 'urat malu' kepada para tahanan KPK. Menurut Maruarar, pemborgolan ini menunjukkan pemerintah tidak melakukan sistem tebang pilih bagi para tahanan korupsi dan menunjukkan tahanan korupsi tidak kebal dengan borgol.


"Gerakan KPK selama ini bisa melakukan operasi tangkap tangan menangkap koruptor di mana mana, jadi tidak tebang pilih," kata Ara.

Sebelumnya, wacana memborgol para tahanan korupsi disampaikan oleh Ketua KPK Agus Rahardjo. Dia mengatakan pihaknya akan melakukan prosedur baru yaitu para tahanan korupsi diborgol saat dibawa dari rutan dan menuju rutan.

Agus mengatakan pihaknya sudah memiliki Peraturan Komisi yang akan mengatur pemborgolan ini. Ia berharap wacana ini sudah bisa diterapkan pada tahun 2019.


Seperti yang diketahui, setiap tahanan KPK yang keluar masuk Gedung KPK hanya menggunakan rompi tahanan berwarna oranya. Kendati demikian, tangan mereka tidak diborgol.

Agus berharap dengan adanya wacana ini bisa memberikan efek jera dan malu bagi para tahanan korupsi. Efek ini diharapkan akan memberikan keengganan untuk melakukan korupsi. (jnp/lav)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Qc9xC3
December 31, 2018 at 05:36AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Qc9xC3
via IFTTT
Share:

Monday, December 17, 2018

PDIP Minta Demokrat Tak Perlu Seret Jokowi di Kasus Bendera

Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon meminta Partai Demokrat tidak mendramatisasi kasus perusakan bendera di Pekanbaru, Riau. Effendi meminta partai berlambang bintang Mercy itu tak menyeret-nyeret Presiden Jokowi dalam kasus yang sudah ditangani polisi tersebut.

"Masak ini harus ditarik ke urusan presiden, Enggak, lah. Bukan kemudian kita mengecilkan persoalan ini, enggak usah juga terlalu didramatisir lah," ujar Effendi di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (17/12).

Partai Demokrat, kata dia, sebaiknya menyerahkan kasus perusakan bendera itu ke kepolisian. Terlebih, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dari kasus tersebut.

"Biarlah ini kemudian ditindak lanjuti di ranah kepolisian, dalam hal ini penegak hukum saya kira enggak perlu kita diragukan," ujar Effendi.

Effendi memastikan kasus tersebut tidak berkaitan dengan partainya. PDIP disebut telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Namun, Effendi tetap mempersilakan para pihak yang tidak puas dengan proses penegakan hukum untuk membuktikannya di pengadilan.

"Apapun bentuknya, ya, silakan dibuka saja di pengadilan. Kan, ada pengadilan apakah itu dianggap tindak pidana ringan atau tindak pidana pemilu ya silakan," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief sebelumnya meminta Presiden Jokowi selaku kepala pemerintah bisa memastikan pengusutan dan penegakan hukum kasus perusakan dan pembakaran atribut Demokrat di Pekanbaru. Pengusutan tak hanya kepada pelaku di lapangan, tetapi otak di balik perusakan itu.

"Kalau tidak, Jokowi akan kalah dalam Pilpres dan bahkan bisa jatuh. Tidak mungkin bisa diendapkan seperti kasus Novel Baswedan dan lainnya," kata Andi dalam akun twitternya @AndiArief__, pagi tadi.

Tim Koalisi Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin juga mendukung kepolisian mengusut kasus dugaan perusakan atribut Partai Demokrat itu. Juru Bicara TKN, Lena Maryana Mukti mengatakan dukungan ini sebagai salah satu bentuk empati atas apa yang dirasakan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Lena mengatakan apa yang terjadi atas atribut Demokrat itu tentu melukai SBY, termasuk juga segenap unsur di Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

PDIP Minta Demokrat Tak Libatkan Jokowi dalam Kasus BenderaPresiden SBY saat meninjau rusaknya baliho Demokrat di Pekanbaru, Riau. (Dok. Partai Demokrat)
"Kami pun bila dalam posisi seperti itu tentunya juga akan merasakan kecewa, sedih dan mungkin ada sedikit amarah juga karena diperlakukan seperti itu," ujarnya di Rumah Cemara, Jakarta.

Polisi telah menetapkan tiga tersangka atas kasus ini. Kapolda Riau, Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo membenarkan motif uang dalam dugaan perusakan tersebut. Dia mengatakan terduga pelaku perusakan dijanjikan uang sebesar Rp150 ribu oleh seseorang.

"Kami masih melakukan pendalaman atas pengakuan ini," kata Widodo. (swo/ain)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2EA08mH
December 18, 2018 at 05:36AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2EA08mH
via IFTTT
Share: