[unable to retrieve full-text content]

http://bit.ly/2s0pIsH
December 31, 2018 at 03:03AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2s0pIsH
via IFTTT
[unable to retrieve full-text content]
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan sejumlah barang bukti itu adalah uang pecahan rupiah Rp3.999.900.000. Sedangkan untuk dolar Singapura berjumlah Sin$23,100 atau setara dengan Rp245.954.940 dan USD$3200 atau setara dengan Rp46.544.000.
"Barang bukti yang disita Rp3.999.900.000, Sin$23.100 dan $3.200," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (29/12).
KPK menangkap sekitar 20 orang, terdiri dari pejabat Kementerian PUPR, pihak swasta dan pihak-pihak lain, dalam OTT yang berlangsung sore hingga malam, pada Jumat kemarin. Saat OTT KPK menyita barang bukti awal sebesar Rp500 juta dan Sin$25 ribu serta satu kardus berisi uang yang masih dalam penghitungan.Uang tersebut diduga pemberian pihak swasta kepada pejabat Kementerian PUPR terkait proyek sistem penjernihan air minum (SPAM) Ditjen Cipta Karya tahun 2018, di sejumlah daerah. Lembaga antirasuah itu menduga ada proyek yang terkait penyediaan air bersih di daerah bencana.
KPK juga mendalami keterkaitan OTT tersebut dengan proyek pengadaan air minum di daerah terdampak bencana.
Proyek pengadaan air minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR itu diketahui tersebar di sejumlah daerah.Daerah terdampak bencana yang terjadi beberapa bulan lalu di antaranya Lombok yang diguncang gempa, serta Palu dan Donggala yang digoyang gempa serta diterjang tsunami. (gst/wis)
Kasatpolair Polresta Palembang Komisaris Yudho Winarno mengatakan, pihaknya beserta Laboratorium Forensik Polri telah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara.
"Ini baru dugaan ya. Hari ini kita periksa empat saksi dari pegawai SPBB. Sebenarnya ada banyak saksi lain, tapi kita periksa bertahap di Satpolair Polresta," ujar Yudho saat dikonfirmasi, Jumat (21/12).
Pada Kamis (20/12) petang lalu, kapal jukung Jasa Mulya membeli 10 drum berisi BBM jenis solar dan premium dari SPBB Terapung tersebut. Sehingga saat percikan api menyambar BBM, ledakan sangat besar terjadi dan terdengar hingga radius 300 meter dari lokasi kejadian yang berada di dekat Jembatan Ampera.
Yudho pun mengatkaan pihaknya bersama Basarnas sampai dengan saat ini masih mencari satu korban hilang yang diketahui tenggelam pascaperistiwa tersebut.
Korban yang masih dicari itu adalah, Zulman (30) salah satu pegawai SPBB Terapung. Ia diduga hilang tenggelam pasca kejadian.
Hingga operasi pencarian dihentikan pada pukul 18.00, tim pencarian yang terdiri dari 12 personel belum menemukan keberadaan korban.
Humas Kantor SAR Palembang, Perry Irawan mengatakan, penyisiran dilakukan sejak pukul 07.00 di titik pencarian mulai dari lokasi kejadian yakni di Stasiun Pegisian Bahanbakar Bunker (SPBB) 27-25503 4 Ulu hingga 5 kilometer ke arah hilir Sungai Musi. Pencarian dilakukan dengan cara menyisir sungai dengan dua kapal RIB 01 dan RIB 02 Basarnas.
"Kita enggak bisa menyelam karena visibility nol. Tadi pagi juga terkendala hujan, namun siang hingga sore cerah. Hingga sore hari korban yang kita cari belum ditemukan," ujar Perry.
Berdasarkan laporan saksi mata, Zulman terlihat tenggelam di lokasi kejadian saat kapal jukung Jasa Mulya meledak. Pihak SAR pun akan kembali menyusuri Sungai Musi lagi besok dengan titik pencarian yang sama.
Tujuh korban ledakan kapal di SPBB dekat Jembatan Ampera, yang berasal dari dua jukung dan pegawai SPBB, masih dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis di RSMH Palembang.
(idz/kid)Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB petang tadi.
Sebanyak empat korban dievakuasi ke RS Dr Mohammas Hoesin (RSMH) Palembang dan tiga orang korban dirawat di RS AK Gani Palembang. Sementara satu orang lainnya dinyatakan hilang.
"Untuk kronologis masih kita selidiki dengan memeriksa keterangan saksi mata. Sementara kita juga masih olah TKP," ujar Yudho.
Empat korban yang dirawat di RSMH Palembang yakni Supriyanto (56), Har (21), Roni (21), dan David Faris Sarubi (4). Sementara tiga orang yang dirawat di RS AK Gani yakni Herman (35), Hendra (34), dan Joniansyah (48).
Awalnya seluruh korban dilarikan ke RS AK Gani Palembang karena lokasinya yang relatif dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP). Namun, akibat luka yang lebih serius, empat orang korban dirujuk ke RSMH Palembang.
David mengalami luka robek di bagian bibir, Supriyanto mengalami luka yang tembus di kepala karena serpihan besi, Har mengalami luka bakar 80 persen, dan Roni mengalami luka bakar 60 persen.
Sementara tiga orang yang dirawat di RS AK Gani Palembang, Herman mengalami luka ringan di pelipis mata kiri, Hendra benjol akibat benturan di kepala bagian belakang, dan Joni menderita patah tangan kanan, luka goresan di dagu dan pipi kanan.
"Satu orang diketahui hilang atas nama Zulman, pegawai SPBB Terapung. Saat ini masih dalam proses pencarian," ujar Yudho.
Diketahui, ada dua kapal jukung yang tengah bersandar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) Terapung 5 Ulu. Yakni jukung Sumber Agung dan Mulya Jasa. Ledakan berasal dari jukung Mulya Jasa yang baru saja membeli bahan bakar di SPBB Terapung tersebut.
Informasi dihimpun sementara, peristiwa bermula saat jukung Mulya Jasa milik Een tengah membeli 10 drum solar dan premium. Usai membeli BBM, jukung tersebut hendak bertolak dari SPBU tersebut, namun tiba-tiba meledak. Ledakan pun mengenai jukung Sumber Agung yang sedang sama-sama sedang mengisi BBM.
Hingga saat ini seluruh korban masih menerima perawatan medis di dua rumah sakit tersebut.
(idz/kid)Vira pun memamerkan kemampuannya berbahasa Prancis dan membawakan 'Into Dust'.
"Sudah tahap I (penyerahan berkas) dengan penyelidikan jaksa. Kita tunggu nanti setelah P21 (berkas lengkap) kita serahkan (Hercules dan barang bukti lain ke Kejaksaan)," ujar Hengki, Selasa (11/12) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan saat ini jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejari sedang meneliti berkas kasus Hercules atas aksi premanisme yang dilakukannya di sejumlah lahan di Jakarta Barat.
"Berkas tahap I baru masuk kemarin. Masih diteliti JPU," ucap Edy.
Hercules disebut terlibat dalam kasus penguasaan lahan milik PT Nila Alam di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Dia ditangkap pada 21 November di rumahnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Atas dugaan tersebut, Hercules terancam jeratan pasal 170 KUHP tentang pengrusakan barang atau orang, dan pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan.
Selain Hercules, Hengki menyebut beberapa anak buahnya selaku eksekutor, dan Handi Musawan sebagai pemberi kuasa kepada Hercules turut menjadi tersangka atas aksi premanisme pendudukan lahan.
Hercules yang juga pernah dikenal sebagai 'penguasa' Tanah Abang itu diamankan polisi pada 21 November 2018. Ia diamankan polisi setelah petugas menangkap sejumlah preman yang menduduki tanah sengketa di kawasan Kalideres.
(Antara/kid)Ke-118 kontestan Miss World 2018 dari seluruh dunia merasa tegang dan penasaran siapa yang akan menjadi Miss World 2018. Namun tak cuma para kontestan yang tegang menanti pengumuman tersebut, Miss World 2017 Manushi Chhillar juga merasa tegang.
Tak dimungkiri, setahun bukan waktu yang sebentar bagi Chhillar untuk memegang tongkat kepemimpinan sebagai Miss World 2017. Selama setahun, Chhillar melakukan banyak aktivitas kemanusiaan di seluruh dunia.
"Memegang jutaan harapan tidaklah mudah, begitupun dengan mewakili sebuah negara," ungkapnya dalam laman instagram Zoom TV, broadcaster Miss World 2018, dikutip dari Times Now News.
"Saya bangga menjadi Miss World 2017. Dan ini adalah saatnya mahkota ini untuk membawa kebahagiaan dan kemuliaan bagi penerus selanjutnya.
Meski demikian, Chhillar mengaku kalau lepas masa tugasnya sebagai Miss World 2018, dia masih akan berkarya.
"Saat matahari terbenam di satu cerita dalam hidup saya, saya siap dan bersemangat untuk memulai hal lainnya. Siapa yang akan tahu apa yang direncanakan untuk saya di masa depan," tulisnya dalam akun instagram resminya.
"Waktunya untuk membiarkan seseorang mewarisi mahkota Miss World dan mulai menjadi seorang anak yang penasaran lagi. Setelah semuanya, masih ada tahap yang harus diraih."
[Gambas:Instagram] (chs/chs)
Hal tersebut disampaikan peneliti ICW, Emerson Yuntho dalam sebuah diskusi dengan tema 'Jangan Lupakan Korupsi Soeharto', di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta, Kamis (6/12).
Emerson menyebut enam yayasan lainnya yang terafiliasi dengan Soeharto belum digugat secara perdata oleh Kejagung seperti Yayasan Supersemar. Dia menaksir aset keenam yayasan yang dibikin oleh Soeharto ketika berkuasa itu lebih dari Rp4 triliun.
Enam yayasan itu antara lain, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan, serta Yayasan Trikora.
"Pertama Jokowi sebaiknya memerintahkan jaksa agung untuk segera eksekusi terhadap aset-aset milik Soeharto dalam hal ini, Yayasan Supersemar. Kedua memerintahkan jaksa agung membawa enam yayasan lainnya milik Soeharto," kata Emerson.
Emerson mengingatkan bahwa Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari KKN masih berlaku. Salah satu amanat yang belum dijalankan secara tuntas hingga hari ini adalah yang tertuang dalam Pasal 3 dan 4.
Dalam beleid tersebut, kata Emerson tertulis perlunya pemeriksaan kekayaan dan dilakukan pemberantasan korupsi secara tegas terhadap pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat termasuk Soeharto.
"Kami dari ICW menganggap bahwa, salah satu indikator sukses penanganan kasus korupsi adalah adili kasus-kasus korupsi yang melibatkan masa lalu, termasuk kasus Soeharto," ujarnya.
![]() |
Kejagung sejauh ini baru menyita aset sejumlah Rp243 miliar dari total Rp4,4 triliun yang diwajibkan lewat putusan Mahkamah Agung kepada Yayasan Supersemar. Terakhir jaksa baru menyita Gedung Granadi di bilangan Kuningan, dan sebidang tanah dengan luas mencapai 8.120 meter persegi di kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Bantuan KPK
Menurut Emerson, lantaran aset-aset terkait Soeharto yang cukup banyak dan sampai berada di luar negeri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa ikut membantu pemerintah, dalam hal ini Kejagung. Emerson menyatakan bahwa KPK memiliki keunggulan dalam hal penelusuran aset-aset hasil korupsi.
"Sebaiknya KPK membantu pemerintah untuk menelusuri aset-aset yang diduga milik Soeharto atau yang diduga berasal dari praktek korupsi yang dilakukan oleh Soeharto dan kroni-kroninya," ujarnya.
"Menurut saya tanda kutip sebaiknya KPK membantu pemerintah untuk menuntaskan kasus korupsi Soeharto," kata dia.
(fra/DAL)"Kami belum lihat ya surat pemberitahuannya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (28/11).
"Akan tetap kami amankan," kata Argo menegaskan.
Sebelumnya, Kapitra berencana membuat aksi di Monumen Nasional pada Minggu (2/12), untuk menandingi Reuni 212 yang digelar di lokasi dan hari yang sama.
Aksi tersebut bertujuan untuk menyadarkan peserta aksi Reuni 212 agar tidak dijadikan gerakan politik dan kampanye terselubung mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Bahwa panitia pelaksana Reuni 212 mayoritas tim sukses pasangan calon nomor urut 02. Dan kita lihat itu kampanye terselubung. Meski Prabowo Subianto tidak datang, itu sudah melihat itu memihak," kata Kapitra di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (28/11).
"Kita ingin kembalikan aksi itu kepada khittah. Kami keberatan aksi itu diselenggarakan," ujarnya
Ia mengklaim aksi tandingan yang digagasnya bakal dihadiri 2 hingga 4 juta orang dari seluruh Indonesia, juga diikuti oleh para ulama dan kiai yang memiliki massa.
"Massa kami terdiri dari organisasi yang ikut, pesantren, pemilik pesantren kami sudah komunikasi, sampai Madura, NTB, dan mereka siap hadir beri pencerahan sesama umat Islam," ucap Kapitra.
Kapitra mengatakan sudah mengajukan izin kepada Polda Metro Jaya terkait aksi ini. Izin tersebut masih dalam proses. (SAH/ain)
"Kalau kita sebagai yang di luar, ya pemerintah dalam hal ini diuji ketegasannya. Mau dicabut atau enggak. Dia bayar atau enggak, terlepas dari mekanisme bayarnya seperti apa. Mau cicil berapa persen dulu, itu kan mekanisme bayar," ujar Teguh saat ditanyai di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (27/11).
Teguh berpesan pada pemerintah untuk mengikuti aturan yang sudah berlaku. Entah nantinya kedua perusahaan di bawah grup Lippo itu akan membayar lunas atau menyicil.
"Kalau dendanya makin besar oke juga ya. Masih negosiasi, bukan? Misalkan angka pokoknya Rp100 miliar karena ditunda sampai 3 tahun ke depan jadi ditambahi bunga (Rp)150 (miliar) pasti mau aja dong," jawab Teguh saat ditanyai alasan mundurnya vonis pemerintah terhadap jadi tidaknya dicabut frekuensi untuk Bolt."Kita tunggulah, biasanya kan 14 hari kerja. Kita lihat 14 hari kerja seperti apa," lanjut.
Di sisi lain, Teguh sebenarnya melihat bahwa pemerintah saat ini sedang berhati-hati dalam melakukan pencabutan frekuensi yang digunakan Bolt karena kedua perusahaan itu mengatakan mereka akan membayar.
Teguh mengerti bahwa mekanisme pembayaran yang akan dilakukan kedua perusahaan itu tersebut sebenarnya merupakan ranah Kementerian Keuangan sehingga departemen teknis seperti Kominfo harus mengikuti keputusan Kemenkeu."Kalau departemen keuangan tidak oke, departemen teknis harus enggak oke juga," lanjutnya.
Selain itu, Teguh juga memahami bahwa pemerintah mempertimbangkan faktor pelanggan. Menurut dia, tidak boleh satu keputusan pemerintah merugikan konsumen.
"Karena konsumen itu kan pihak yang harus dilindungi juga. Nah itu harus dikedepankan juga... [Yang perlu dipikirkan] ada berapa banyak yang di sana dan proses mitigasinya seperti apa yang dilakukan atau sedang dilakukan," kata dia.
Sebelumnya, Internux dan First Media dilaporkan akan mulai melakukan cicilan pembayaran utang frekuensi mulai Desember. Total cicilan akan dilakukan sebanyak lima kali hingga September 2020. Hal ini tercantum dalam "surat damai" PT First Media (KBLV) dan PT Internux."Total lima kali pembayaran. Internux dan First Media (KBLV) menawarkan lima kali pembayaran, mulai Desember ini, sampai 2020. Paling lambat 2020 lunas," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ferdinandus Setu di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Senin (26/11).
Kedua anak perusahaan Grup Lippo ini berhutang Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) frekuensi radio 2,3 GHz. Total hutang frekuensi kedua perusahaan ini sebesar RpRp708,3 miliar. Untuk pembayaran pertama pada Desember, menurut Nando keduanya akan membayar sebanyak 10 persen total utang mereka. (kst/eks)
Dari informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com, hadiah itu berupa pakaian yang nantinya untuk digunakan Haris saat merayakan hari raya Natal.
"Biasa dia sering tiap bulan datang. Dia mau dikasih juga (hadiah)," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/11).
Namun, Argo mengatakan merupakan hal yang biasa ketika seorang paman mengundang keponakannya untuk datang ke rumah. Haris sendiri seringkali datang ke rumah Diperum.
"Kalau manggil keponakan biasa enggak? Biasa kan, dia juga sering tiap bulan datang," tuturnya.
Namun hal tersebut justru menjadi petaka bagi Diperum dan keluarganya. Haris justru malah menghabisi nyawa Diperum, sang istri Maya Boru Ambarita, serta dua anaknya, Sarah Boru Nainggolan, dan Arya Nainggolan.Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Malvino saat pra rekonstruksi menjelaskan Haris mendengar sejumlah ucapan yang tidak menyenangkan dari Diperum. Hal tersebut diduga menjadi pemicu Haris untuk menghabisi nyawa Diperum dan keluarganya.
Sejumlah ucapan tidak menyenangkan itu seperti "Nginep atau enggak kamu, kalau kamu nginep nanti enggak enak sama abang kita Douglas."
Tak hanya Diperum, tetapi Maya juga mengatakan hal yang tidak menyenangkan untuk Haris. Dia berkata "Terserah mau nginep atau enggak soalnya ini bukan rumah kita, kita cuman numpang di sini."
Kemudian Diperum pun menambahkan kepada Maya "Sudah tahu kamu kalau HS menginap di sini abang saya enggak suka." Kata-kata itu pun terdengar oleh Haris.
Selanjutnya, Diperum mengatakan dalam Bahasa Batak kepada Haris yang artinya "Kamu tidur di belakang saja kayak sampah kamu."Saat itulah, Malvino menjelaskan, rasa emosi dan sakit hati menyelimuti Haris. Dia pun berpikir untuk mengambil linggis dan menghabisi nyawa Diperum dan Maya.
"Setelah kata-kata itu HS emosi dan marah di dalam dada. Di dalam benak pikiran HS untuk membunuh Diperum dan Maya Ambarita dengan memukulnya dengan linggis yang pernah dilihat di dapur di bawah wastafel," ujar Malvino.
Atas perbuatannya itu, Haris disangkakan Pasal 365 ayat (3), Pasal 340, dan 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati. (gst/osc)