Showing posts with label 2018 at 05:06AM. Show all posts
Showing posts with label 2018 at 05:06AM. Show all posts

Wednesday, December 19, 2018

Ma'ruf Sebut Kasus Bahar Bin Smith Bukan Kriminalisasi

Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyebut kasus yang menjerat penceramah Bahar Bin Smith murni persoalan hukum. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menilai tak ada unsur kriminalisasi ulama.

"Langkah kepolisian terhadap kasus Habib Bahar ini murni merupakan penegakan hukum bukan kriminalisasi ulama, karena polisi pun dalam bertindak pasti mempunyai barang bukti," kata Ma'ruf saat bersilaturahim dengan ratusan kiai se-Sukabumi dan Cianjur, Jabar, dikutip Antara, Rabu (19/12).

Ma'ruf menegaskan penangkapan dan penahanan Bahar bin Smith juga sudah sesuai prosedur. Ma'ruf mengatakan setiap perbuatan tentu membutuhkan pertanggung jawaban.

"Ini negara hukum, jika bersalah harus bertanggung jawab siapapun itu orangnya, mulai dari warga biasa, penegak hukum, wartawan, pejabat hingga ulama jika terbukti bersalah maka harus dihukum," katanya.

Bahar Bin Smith. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Ma'ruf menambahkan apa yang dilakukan kepolisian terhadap Bahar merupakan proses atas kasus dugaan penganiayaan kepada anak di bawah umur. Namun, jika dalam proses penyelidikan dan penyidikan tidak ditemukan kesalahan maka Bahar Smith harus segera dilepaskan.

"Tapi kalau ternyata terbukti bersalah ganjar dengan hukuman yang sesuai," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan pada intinya agar seluruh masyarakat dipandang setara di mata hukum. Sehingga, jika terdapat kasus hukum yang menimpa seseorang, maka itu harus diselesaikan dengan proses hukum yang berlaku terlepas dari status atau atribusi yang melekat di sosok tersebut.
Presiden Jokowi. (CNN Indonesia/ Harvey Darian)
Namun demikian, pernyataan tersebut disampaikan Jokowi tanpa bermaksud menyindir kasus yang dialami Bahar Smith.

Polisi sebelumnya menyatakan Bahar bin Ali bin Smith merupakan aktor intelektual dalam kasus penganiayaan yang terjadi di Pesantren Tajul Alawiyyin di Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (1/12).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan Bahar menginisiasi seluruh proses penganiayaan, mulai dari penjemputan hingga penganiayaan korban korban yang berinisial MHU (17) dan ABJ (18).

Menurut dia, Bahar juga melakukan tindak penganiayaan terhadap dua korban tersebut di sejumlah lokasi antara lain di dalam pesantren, lapangan terbuka, dan dalam mobil.

"Dalam peristiwa pidana ini, dia (Bahar bin Smith) sebagai aktor intelektual," kata Dedi di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (19/12).

Atas dasar itu, kata dia, penyidik menjerat Bahar bin Smith dengan pasal berlapis yakni Pasal 170 dan Pasal 351 KUHP serta Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

(ain)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2GsG4Va
December 20, 2018 at 05:06AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2GsG4Va
via IFTTT
Share:

Monday, December 17, 2018

Wiranto Imbau Kasus Bendera Demokrat Tak Dibesar-besarkan

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengimbau pimpinan parpol tak membesar-besarkan kasus perusakan atribut partai Demokrat di Pekanbaru, Riau. Wiranto mengatakan hal itu berpotensi membuat polarisasi dan konflik justru menajam jelang Pemilu 2019.

"Jangan dibesar-besarkan karena ini masalah sudah ditangani dengan baik oleh kepolisian, oknum sudah diketahui, saksi juga sudah ada, tinggal kita limpahkan," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (17/12).

Dalam pengusutan kasus tersebut, Wiranto mengaku sudah memerintahkan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas. Wiranto berharap tak ada lagi oknum yang mengulang tindakan serupa karena akan mengganggu proses pelaksanaan Pemilu 2019.


"Jangan sampai mengganggu proses demokrasi atau indeks kerawanan demokrasi yang sudah mulai kita kelola dengan baik," kata dia.

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru, Riau menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus perusakan bendera dan baliho Partai Demokrat. Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo mengatakan peran ketiganya, yakni HS untuk kasus yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, serta KS dan MW untuk kasus yang terjadi di Tenayan Raya.

Simpati terhadap Partai Demokrat datang dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Calon presiden nomor urut 02 itu menegaskan, merobek bendera Demokrat sama juga memperlakukan hal serupa kepada Gerindra.


"Sampaikan ke Pak SBY, kalau Demokrat disakiti, kita merasa disakiti juga. Kalau ada yang robek-robek baliho Demokrat, sama dengan robek-robek balihonya Gerindra," Kata Prabowo, di SICC, Sentul, Bogor, Senin.
Prabowo Subianto. (ANTARA FOTO/Kahfie kamaru)

Prabowo mengatakan kejadian perusakan atribut Partai Demokrat cukup sekali terjadi, tidak boleh terulang. Prabowo mengklaim pihaknya juga memiliki kekuatan besar untuk melawan upaya yang sudah memperburuk pesta demokrasi di Indonesia. Namun Prabowo meminta pendukungnya untuk melakukan kampanye yang santun.

"Kita mengimbau jangan robek-robek baliho, jangan robek-robek spanduk. Laksanakan demokrasi dengan baik, karena hati-hati loh kita juga punya kekuatan," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO merespons salah satu tudingan yang menyudutkan Tim Jokowi-Ma'ruf Amin di balik insiden tersebut. OSO mengatakan menuduh atau menuding pihak PDIP sebagai dalang di balik perusakan tak dapat dibenarkan.

Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO). (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

"Tuduh menuduh itu boleh asalkan ada bukti. Kalau menuduh ada bukti enggak apa-apa. Tapi jangan menuduh tapi enggak ada bukti. Itu namanya fitnah," kata Oesman di kompleks parlemen, Jakarta, Senin. (rzr/ain)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2S4VTmc
December 18, 2018 at 05:06AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2S4VTmc
via IFTTT
Share:

Saturday, December 8, 2018

RD: Saya Bangga Jika Bisa Kalahkan Persija

Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Mitra Kukar, Rahmad Darmawan mengaku bangga jika bisa mengalahkan Persija Jakarta di pekan terakhir Liga 1 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (9/12).

Pelatih yang akrab disapa RD itu sadar, timnya sangat membutuhkan poin kemenangan untuk terhindar dari zona degradasi musim ini. Di sisi lain, ia juga mengakui Persija membutuhkan kemenangan untuk bisa meraih gelar juara yang selama 17 tahun sudah dinantikan.

RD sendiri memiliki memori indah bersama Persija dalam kariernya di sepak bola nasional. Ia tercatat pernah memperkuat Persija sebagai pemain di era 1994-1995 juga sebagai pelatih di era 2006, 2010-2011 dan 2014-2015 itu.

"Setiap pelatih siapapun ketika berada di warna kaus beda punya sejarah sendiri. Dia wajib all out, menunjung tinggi profesionalitas di mana mereka berada."

"Secara pribadi, saya bangga kalau saya bisa mengalahkan Persija," kata lelaki 54 tahun itu.

Setelah kalah 1-3 dari Sriwijaya sebelumnya, RD mengaku para pemainnya sudah siap untuk menghadapi Persija yang saat ini sudah diambang juara. RD mengatakan kepada pemain untuk tidak perlu memikirkan hasil akhir tapi lebih menekankan pada semangat yang tinggi sesuai dengan materi di latihan.

RD tetap fokus pada target mengalahkan Persija meski ia punya sejarah bersama Macan Kemayoran.RD tetap fokus pada target mengalahkan Persija meski ia punya sejarah bersama Macan Kemayoran. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
"Mereka [pemain] harus fokus untuk pertandingan kita," tegasnya.

Beban berat saat ini berada di pundak RD yang harus membawa Mitra Kukar keluar dari tiga besar tim terbawah di klasemen. RD baru bergabung ke Mitra Kukar di paruh musim setelah sebelumnya melatih Sriwijaya FC.

Dalam ancaman degradasi, RD tak mau lepas tangan dan berkilah bahwa ia baru memegang Mitra Kukar di tengah perjalanan.

"Pertaruhan nama, saya serahkan ke publik. Ini pengalaman pertama tangani tim setelah putaran pertama pindah dan saya melewati tantangan dan ini motivasi yang saya bangun dan saya mengasah kemampuan saya untuk tetap optimis."

"Saya datang ke Mitra Kukar ambil tanggung jawab dan apapun yang terjadi dengan Mitra Kukar. Tidak ada alasan, kalau hasilnya beda [Mitra Kukar terdegradasi], ini tanggung jawab saya dan saya harus bertanggung jawab itu," ucapnya. (TTF/ptr)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2QFAL8p
December 09, 2018 at 05:06AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2QFAL8p
via IFTTT
Share: