Showing posts with label 2018 at 04:59AM. Show all posts
Showing posts with label 2018 at 04:59AM. Show all posts

Monday, December 17, 2018

Kanada Cari Cara Batalkan Penjualan Senjata dengan Saudi

Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sedang berusaha membatalkan perjanjian penjualan senjata dengan Arab Saudi, menyusul kasus pembunuhan wartawan pengkritik Raja Salman, Jamal Khashoggi. Di samping itu, pembatalan perjanjian itu dimaksudkan sebagai tekanan terkait keterlibatan Saudi dalam perang sipil di Yaman.

"Pembunuhan seorang wartawan benar-benar tidak dapat diterima dan itulah sebabnya mengapa Kanada sejak awal telah menuntut jawaban dan solusi terkait masalah ini," ucap Trudeau dalam wawancara dengan CTV pada Minggu (16/12).

"Kami memiliki kontrak senilai CA$15 miliar yang diteken mantan PM Stephen Harper untuk mengekspor kendaraan lapis baja ringan ke Saudi. Kami tengah meninjau perjanjian ini untuk melihat apakah ada cara agar tidak mengekspor kendaraan tersebut ke Saudi lagi," ujar Trudeau.

Dilansir AFP, Trudeau mengatakan sulit bagi mereka untuk membatalkan perjanjian tersebut tanpa konsekuensi membayar penalti yang sangat tinggi. Berdasarkan perjanjian, pelanggaran kontrak penjualan senjata tersebut dikenakan penalti mencapai CA$1 miliar.

Perjanjian yang ditandatangani pada 2014 itu melibatkan produsen perusahaan industri berbasis di London dan Ontario, General Dynamic Land Systems Canada, yang akan memasok kendaraan lapis baja 928 LAV 6 ke Saudi.

Kesepakatan itu bernilai US$11,5 miliar dan merupakan perjanjian jual-beli yang terbesar dalam sejarah Kanada.

Sejak Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) disebut terlibat langsung pembunuhan Khashoggi, Trudeau terus ditekan oposisi dan kelompok pemerhati HAM untuk membatalkan perjanjian tersebut.

Khashoggi, koresponden The Washington Post, tewas di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, setelah sempat dinyatakan hilang pada 2 Oktober lalu.

Meski sempat membantah, Saudi akhirnya mengakui bahwa wartawan itu tewas di dalam konsulatnya. Namun, Riyadh berkeras kerjaaan tak terlibat dalam pembunuhan yang disebutnya dilakukan oleh pejabat Saudi di luar kewenangan mereka.

Hingga kini, Saudi telah menahan 21 orang tersangka pembunuh Saudi. Mereka menjanjikan akan menerapkan hukuman mati terhadap para pelaku.

Menurut laporan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) yang bocor ke media, lembaga tersebut menyimpulkan bahwa Pangeran Mohammed yang memerintahkan pembunuhan tersebut.

Selain Kanada, sejumlah negara seperti Jerman dan Denmark juga berencana menangguhkan transaksi jual-beli senjata dengan Saudi akibat kasus ini. (rds/ayp)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2EBFv9R
December 18, 2018 at 04:59AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2EBFv9R
via IFTTT
Share:

Tuesday, December 4, 2018

TNI: KKB Pembunuh Pekerja Papua Punya Senjata Standar NATO

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh 31 pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua memiliki senjata ilegal dengan standar militer dan bahkan standar organisasi The North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Aidi juga menyebut KKB pimpinan Egianus Kogoya itu punya perlengkapan senjata standar militer karena merampas milik anggota TNI-Polri dan pasokan dari luar negeri secara ilegal.

"Dari data laporan intelijen yang kita terima, mereka memiliki senjata api. Senjata standar militer. Jumlahnya puluhan, standar militer, standar NATO," kata Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).

Meski begitu, Aidi mengaku belum memiliki informasi rinci seputar kekuatan senjata yang dimiliki kelompok Egianus saat ini.


Ia hanya mengatakan bahwa kelompok itu memiliki berbagai jenis senjata yang didapatkan dari hasil rampasan milik TNI-Polri maupun yang berasal dari luar negri.

"Sebagian senjata api itu diambil dari hasil rampasan terhadap TNI-Polri di pos-pos [penjagaan]. Sebagian juga yang selama ini berhasil kita sita senjatanya ada yang indeks TNI dan Polri, ada juga yang bukan indeks TNI/Polri artinya berasal dari luar [negeri]," kata dia.

Lebih lanjut, Aidi mengaku belum bisa memastikan negara mana yang menyuplai senjata ke tangan kelompok Egianus.

Ia hanya menyatakan senjata-senjata yang dimiliki kelompok tersebut kebanyakan buatan pabrikan senjata dari negara Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat.

"Termasuk buatan Pindad sendiri ada. Memang tidak semua negara memiliki produksi senjata. Tapi semua negara memiliki angkatan bersenjata. Jadi bisa dari mana saja itu senjatanya," kata dia.


Selain itu, Aidi mengatakan basis pergerakan kelompok Egianus berada di empat distrik di Kabupaten Nduga yang masih teriosolir. Distrik itu diantaranya Distrik Yigi, Distrik Mugi, Distrik Mapenduma, dan Distrik Koroptak.

"Selama ini daerah tersebut adalah daerah yang terisolasi. Mereka jadikan basis pergerakan," kata dia.

Sebelumnya, Aidi menduga dalang pembunuhan 31 pekerja PT Istaka Karya di Nduga, Papua merupakan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Kelompok Egianus sendiri dikenal kerap melakukan serangkaian serangan penembakan terhadap masyarakat sipil dan TNI-Polri di wilayah Papua. (rzr/osc)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Sr5ELa
December 05, 2018 at 04:59AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Sr5ELa
via IFTTT
Share:

Monday, November 26, 2018

Polisi Ungkap Penyelundupan 31,6 Kg Sabu di Balik Kardus Mi

Jakarta, CNN Indonesia -- Jajaran Subdirektorat IIII Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Dittipidnarkoba Bareskrim) Polri menggagalkan penyelundupan sabu sebanyak 31,6 kilogram (kg) dari Penang, Malaysia ke Tangerang, Banten. Penyelundupan sabu untuk suplai pesta di malam tahun baru 2019 dilakukan dengan modus disembunyikan di balik kardus kemasan mi instan gelas.

Direktur Tipidnarkoba Bareskrim Polri Brigadir Jendral Eko Daniyanto mengatakan pengungkapan ini dilakukan setelah pihaknya melakukan penyelidikan selama satu bulan hingga akhirnya menangkap tiga orang tersangka di dua tempat berbeda pada Rabu (21/11) silam.

Tersangka pertama, M Daud ditangkap di sebuah rumah makan di Cilegon, Banten. Daud berperan sebagai pengendali sekaligus pemantau penyelundupan sabu dari Malaysia dengan menyewa kendaraan dari sebuah agen perjalanan untuk mengelabui petugas.

"Daud jalan terlebih dulu agar dapat memantau situasi keadaan perjalanan. Jika ada razia dari petugas kepolisian, ia akan memberitahukan kepada anak buahnya yang berada di belakang," ujar Eko dalam keterangan tertulis, Senin (26/11).

Dari penangkapan Daud, lanjutnya, polisi mengembangkan penyidikan dan meringkus dua pelaku yang bernama Heriyanto dan Yanto Jumadi di Lampung Timur, Lampung. Keduanya ditangkap saat membawa sebuah truk berisi sabu.

Eko mengungkapkan, sabu seberat 31,6 kg itu dibungkus di dalam 31 kemasan teh Thailand berwarna hijau dan dimasukkan ke dalam tiga tas besar. Tiga tas berisi sabu itu disembunyikan di belakang kardus berisi ratusan gelas kemasan mi instan untuk mengelabui petugas.


Dalam operasi itu, kata Eko, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti kendaraan, alat komunikasi, kardus mi instan, dan senjata tajam. Dia mengklaim operasi ini berhasil menyelamatkan sekitar 200 ribu anak bangsa dengan rasio 1 gram untuk lima orang.
Para tersangka dijerat dengan pasal primair Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pelaku juga dikenai Pasal subsider yakni Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 UU Narkotika. (ain)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2FHqtAC
November 27, 2018 at 04:59AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2FHqtAC
via IFTTT
Share: