Kepala BPS Suhariyanto mencatat sumbangan wisman dari Negeri Jiran mencapai 241,1 ribu kunjungan pada Oktober lalu. Bahkan, sumbangan wisman dari negara tetangga telah mencapai 2,58 juta kunjungan sepanjang Januari-Oktober 2019.
"Peningkatan jumlah kunjungan wisman dari Malaysia naik 38,7 persen. Ini cukup tinggi, meski kenaikan tertinggi berasal dari Rusia 49,89 persen, tapi jumlahnya rendah," ujarnya, Senin (2/12).
Sementara jumlah turis China hanya sekitar 160,4 ribu kunjungan pada bulan lalu. Sedangkan akumulasi Januari-Oktober 2019 sekitar 1,77 juta kunjungan. Sumbangan wisman juga tinggi dari Singapura sebanyak 145,2 ribu kunjungan, Australia 127,4 ribu kunjungan, dan Timor Leste 92 ribu kunjungan secara bulanan. Begitu juga secara tahunan, Singapura 1,55 juta kunjungan, Australia 1,14 juta kunjungan, dan Timor Leste 1,01 juta kunjungan.
Sementara penurunan jumlah wisman secara bulanan berasal dari Afrika Selatan minus 26,94 persen, Jepang minus 17,26 persen, dan Yaman minus 14,62 persen. Sedangkan secara tahunan, jumlah wisman terbesar menyusut dari Hong Kong minus 54,58 persen, Papua Nugini minus 54,33 persen, dan Timor Leste minus 36,66 persen.
"Penurunan tertinggi dari Hong Kong, ini karena sedang ada masalah di Hong Kong," jelasnya.
Lebih lanjut, jumlah wisman mencapai 13,62 juta kunjungan sepanjang Januari-Oktober 2019. Jumlah itu meningkat sekitar 377 ribu dari 13,24 juta kunjungan pada Januari-Oktober 2018.
Suhariyanto menduga ini terjadi karena beberapa destinasi tujuan wisata di Indonesia sudah beroperasi normal setelah terguncang bencana alam pada tahun lalu. Khususnya, titik wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Bencana gempa membuat jumlah wisman di Lombok turun pada tahun lalu, sehingga bisa dimaklumi kenapa sekarang ini meningkat di bulan lalu. Nanti di Desember biasanya akan naik lagi karena musim liburan," terangnya.
(uli/sfr)https://ift.tt/35ZSn39
December 03, 2019 at 02:05PM from CNN Indonesia https://ift.tt/35ZSn39
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment