Friday, November 30, 2018

9 Perusahaan Ikut Tender Misi NASA ke Bulan

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan sembilan perusahaan swasta bakal mengajukan tawaran untuk kontrak dengan nilai maksimal US$2,6 miliar (sekitar Rp42 triliun) buat membangun pesawat ruang angkasa yang mengangkut kargo ke bulan pada awal 2019.

Aktivitas ini merupakan bagian tujuan NASA mengirim astronaut ke bulan sekitar 10 tahun lagi. Perjalanan manusia ke bulan itu merupakan yang pertama setelah Apollo mendarat di sana pada 1960an dan 1970an.

Dilansir dari AFP, Jumat, (30/11), Administrator NASA Jim Bridenstine menggambarkan pengumuman itu sebagai "kemajuan nyata dalam upaya Amerika kembali ke permukaan Bulan untuk menetap."

"Kontrak Commercial Lunar Payload Services adalah pengiriman tanpa batas, kuantitas kontrak tanpa batas dikombinasikan dengan nilai kontrak maksimum US$2,6 miliar selama 10 tahun ke depan," tulis NASA dalam pernyataan resmi.

Dari sembilan perusahaan yang akan mengajukan tawaran, satu-satunya nama yang terkenal adalah raksasa kedirgantaraan, Lockheed Martin. Perusahaan ini sudah membangun landasan bagi InSight yang telah mendarat Senin lalu di Mars dan memiliki relasi dengan NASA.

Perusahaan lainnya adalah Astrobotic Technology, Firefly Aerospace, Masten Space Systems, Orbit Beyond, Deep Space Systems, Draper, Intuitive Machines, dan Moon Express.

NASA menjelaskan akan melihat sejumlah faktor saat mempertimbangkan tawaran, seperti kelayakan teknis, harga dan jadwal. Belum ada pernyataan yang lebih spesifik terkait proses negosiasi.

Keputusan membuka tender proyek luar angkasa ini menandai adanya perubahan besar dalam sistem operasi NASA. Walaupun, beberapa perusahaan swasta telah menggunakan jasa melalui perusahaan seperti Space X dan Boeing untuk mengangkut peralatan ke Stasiun Luar Angkasa.

NASA memilih menjadi pelanggan bagi bisnis swasta yang dapat membantu mereka membangun pesawat ruang angkasa sendiri, alih-alih menjalankan program yang dibiayai pemerintah, seperti Apollo.

"Cara ini akan memungkinkan NASA untuk memangkas biaya," jelas Bridenstine.

Saat ini, misi NASA dimulai dengan mengirim peralatan ke Bulan, dan membangun stasiun bulan yang mengorbit dimulai pada 2022. Pada 2023, NASA juga menargetkan roket pertama yang akan membawa astronaut mengelilingi Bulan, dalam orbit yang lebih jauh daripada misi Apollo.

"Pendaratan astronaut yang sebenarnya di Bulan mungkin tidak akan terjadi hingga akhir 2020-an," ungkap NASA.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, NASA membatalkan satu-satunya kendaraan robotik yang sedang dikembangkan untuk mengeksplorasi permukaan Bulan, yakni misi Resource Prospector (RP). Kendaraan ini telah dikembangkan selama sekitar satu dekade untuk menjelajahi daerah kutub di Bulan. (fea)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2AD5s48
November 30, 2018 at 11:12PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2AD5s48
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment