Dikutip dari Reuters, penyerahan pinjaman tahap kelima senilai US$2 miliar dari IMF diharapkan terjadi pada Januari 2019. Sebelumnya, IMF menawarkan program pinjaman selama tiga tahun pada tahun 2016 lalu, setelah Mesir menyetujui paket reformasi, termasuk devaluasi poundsterling, pemotongan subsidi energi, dan pengenalan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
IMF menunda peninjauan program reformasi ekonomi Mesir, yang semula direncanakan awal Desember 2018. Hal itu memicu spekulasi bahwa pinjaman tahap kelima senilai US$2 miliar berpotensi tertunda.
Namun, Gubernur Bank Sentral Mesir Tarek Amer memberi informasi kepada Presiden Abdel Fattah al-Sisi tentang hasil positif dari kunjungan tim staf IMF terbaru ke Mesir.
Hasil pertemuan yang positif itu terbukti dari munculnya pujian terkait kepatuhan pemerintah terhadap implementasi reformasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Sebelumnya pada 21 Desember 2018, Sisi berbicara kepada Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde melalui telepon tentang implementasi program reformasi.
Banyak ekonom memuji reformasi ekonomi Mesir selama dua tahun terakhir, meskipun langkah-langkah penghematan telah menyebabkan tekanan bagi sebagian besar populasi penduduk Mesir.
Awal tahun ini, Mesir menyetujui mekanisme untuk mengaitkan harga bahan bakar domestik dengan harga di pasar internasional. Pasalnya hal itu bisa menghilangkan sebagian besar subsidi energi secara bertahap. Namun, pemerintah Mesir belum menerapkannya. (Reuters/lav)
http://bit.ly/2GP3yDS
December 31, 2018 at 10:58AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GP3yDS
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment