Durian dengan kulitnya yang tajam dan bau yang menyengat kini menjadi salah satu bahan ekspor besar dari Malaysia. Peningkatan drastis terhadap permintaan durian Musang King ini pun membuat pemerintah Malaysia mendorong adanya budidaya dalam skala besar. Awalnya durian hanya ditanam di perkebunan keluarga dan pertanian kecil saja.
"Industri durian berubah dari pertanian lokal ke skala besar karena permintaan dari China," kata Lim Chin Khee, konsultan industri durian dikutip dari The Guardian.
"Sebelumnya, perkebunan durian di Malaysia hanya akan menjadi pertanian rekreasi, tapi sekarang akan jauh lebih besar dan lebih besar lagi di masa depan."
Tak dimungkiri memang tak semua suka dengan aroma dan rasa buah ini. Namun pasar China berani membayar mahal untuk durian tersebut karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang sedikit pahit namun manis.
"Pertama saya benci durian karena baunya yang aneh," kata Helen Li, salah seorang penggemar durian di Shanghai dikutip dari The Star.
"Tapi ketika Anda mencicipinya, rasanya sangat lezat. Saya pikir orang yang benci durian itu karena takut baunya yang aneh. Tapi sekali mencoba, pendapat mereka bakal berubah."
Permintaan yang makin tinggi ini kemudian membuat varietas durian tersebut ditanam di seluruh negeri. Tak cuma itu, harganya pun naik empat kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Menurut data perdagangan PBB, impor durian China sendiri pun naik 15 persen di 2017 menjadi 350 ribu ton durian. Harganya pun mencapai US$510 juta (Rp7,4 triliyun). Namun semua durian ini 40 persennya datang dari Thailand, penghasil dan pengekspor utama durian untuk dunia.
"Menanam durian bukan hanya hobi, tapi durian dianggap emas di industri pertanian," ungkap departemen pertanian Malaysia.
Ekspor durian Malaysia memang mungkin belum terlalu besar. Namun Negeri Jiran ini memiliki angka ekspor durian 1 persen di dunia. Diharapkan ekspornya bisa meningkat menjadi 22 ribu ton pada 2030. (chs/chs)
https://ift.tt/2QnwxSX
November 28, 2018 at 12:15AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2QnwxSX
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment