Gusti mengatakan PSSI sadar persaingan di kancah sepak bola Asia Tenggara cukup sulit. Terlebih negara-negara lain sudah lebih matang dalam melakukan persiapan, seperti Singapura yang melakoni pemusatan latihan di Jepang atau Filipina yang menunjuk pelatih sekaliber Sven-Goran Eriksson yang juga mantan pelatih Timnas Inggris.
Sementara Timnas Indonesia, memilih Bima Sakti yang diakui Gusti belum punya pengalaman dalam menukangi tim sekelas timnas. Apalagi langsung menjalani debutnya mendampingi tim nasional untuk tampil di turnamen Piala AFF."Bahwa fakta negara-negara lain sudah mempersiapkan diri khususnya untuk AFF, iya. Itu saja kendalanya. Bukan [Bima Sakti sengaja] didorong [untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia], bebannya memang sangat berat, apalagi dia tidak ada pengalaman dan dengan segala keterbatasannya itu," jelas Gusti kepada CNNIndonesia.com.
Menurut Gusti Randa, PSSI tidak memiliki pilihan lain selain Bima Sakti untuk mengambil alih kursi kepelatihan Timnas Indoensia di Piala AFF.
"Setelah Luis Milla tidak diperpanjang yang harus dilakukan adalah secepatnya mencari pelatih. Ketika cepat, kita harus mencari juga sosok yang dekat dengan Luis Milla dan yang dekat dengan Luis Milla asalah asistennya," kata Gusti.
![]() |
Namun jadwal Piala AFF yang bentrok dengan kompetisi Liga 1 2018 membuat hal itu urung dilakukan.
"Mau tidak mau, Bima Sakti menjadi pilihan terakhir PSSI," sebutnya.
Usai menelan hasil imbang 0-0 bersama Filipina di laga terakhir babak penyisihan Griup B Piala AFF di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Minggu (25/11), Bima mengaku belum memiliki kapasitas menangani kesebelasan sebesar Timnas Indonesia."Soal pelajaran, luar biasa. Pemain juga bermain luar biasa. Ibarat ujian, saya masih SMP tapi langsung ujian di universitas. Mungkin ada kesalahan saya soal pemilihan pemain yang jadi tanggung jawab saya," ucap Bima kala itu. (nva/bac)
https://ift.tt/2Qp2Wby
November 27, 2018 at 11:54PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Qp2Wby
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment