Seperti dilansir Reuters, Kamis (20/12), kritik disampaikan oleh sejumlah kalangan di Kementerian Pertahanan AS. Mereka merasa keputusan Trump justru menguntungkan Rusia dan Iran.
Sumber di Kementerian Pertahanan AS menyatakan khawatir Suriah bakal menjadi ancaman sekutu mereka di Timur Tengah, Israel. Sebab, Iran yang menjadi musuh mereka bisa menggunakan Suriah sebagai basis untuk menyerang Negara Zionis.
"Secara geopolitik itu menguntungkan Rusia, sedangkan di kawasan menguntungkan Iran," kata sumber itu.
Menurut Keane, yang merupakan kandidat pengganti Menteri Pertahanan James Mattis, hal itu akan membuat AS tidak punya daya tawar dalam perundingan damai di Suriah, jika terjadi kelak.
"Meski markas ISIS di Suriah sudah hancur, tetapi kami akan kalah dalam hal perdamaian karena penarikan pasukan ini. ISIS akan bangkit lagi, Iran menjadi ancaman yang terus berkembang dan menguasai Suriah, lalu Israel akan terancam bahaya," kata Keane dalam cuitan melalui akun Twitternya.
Analis Institut Timur Tengah, Charles Lister menyatakan juga setuju dengan pemikiran Keane. Menurut dia keputusan Trump membuat posisi mereka semakin sulit di Suriah.
Meski demikian, seluruh pendapat itu disangkal oleh pemerintah Trump. Menurut sumber di kalangan pejabat keamanan AS, tugas pasukan mereka di Suriah hanya untuk menghadapi ISIS, bukan Iran.
"Menurut saya presiden (Trump) sudah tepat saat menyatakan misi itu sudah sampai pada tahap akhir," kata sumber itu.
Pasukan AS selama ini disebut hanya ditugaskan memerangi ISIS dan melatih pasukan pemberontak Suriah, SDF. Mayoritas pasukan AS itu ditempatkan di Suriah bagian utara. Ada juga sebagian kecil yang diplot di garnisun yang berada di Al-Tanaf, dekat perbatasan Yordania dan Irak.
Bahkan keputusan Trump ini membuat partainya, Partai Republik bingung. Mereka menumpahkan kekecewaan soal Trump langsung kepada Wakil Presiden Mike Pence.
https://ift.tt/2SUX0oy
December 20, 2018 at 10:16PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2SUX0oy
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment