
"Anggaran harus diperbesar, jangan sampai begitu terjadi baru cari anggaran. Jadi harus disiapkan," ujar Ma'ruf di kediamannya Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Rabu (26/12).
Selain anggaran, kata Ma'ruf, pihaknya juga ingin memperkuat peran BMKG dan BNPB dengan menyediakan peralatan pendeteksi dini bencana yang lebih canggih. Berkaca dari pengalaman gempa di berbagai daerah dan tsunami di Selat Sunda, BMKG tak mampu mendeteksi lebih awal karena minimnya peralatan.
"Karena itu harus dilengkapi dengan alat yang canggih sehingga sudah ada warning warga yang daerah kemungkinannya terjadi gempa atau tsunami," katanya.
Ia juga sepakat dengan usulan Presiden Joko Widodo terkait pendidikan bencana sejak dini. Menurut Ma'ruf, pendidikan itu harus diberikan sejak anak duduk di bangku sekolah dasar."Sejak SD sudah diberi kesadaran bahwa kita sebagai negara yang berada di daerah gempa sudah harus disiapkan sejak dini. Itu jadi program yang akan kita canangkan nanti," ucap Ma'ruf.
Untuk diketahui, Pemerintah telah membuat sistem peringatan dini dan meletakkannya di beberapa perairan rawan tsunami. Ada tiga komponen yaitu seismograf, tide guage, dan buoy. Ketiga instrumen peringatan dini tsunami tersebut berkerja secara bersamaan
Namun, buoy yang berfungsi mendeteksi tsunami akibat gempa tektonik saat gelombang masih jauh dari bibir pantai malah hilang, beberapa rusak, dan tidak sedikit yang sengaja dirusak.
(psp/osc)http://bit.ly/2EQ1ucT
December 26, 2018 at 11:12PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2EQ1ucT
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment