Laporan perekonomian Indonesia yang dirilis Bank Dunia pada Kamis (13/12) menyebut pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia pada tahun ini dan tahun depan akan berada sedikit di atas tahun lalu yang mencapai 5,07 persen.
"Permintaan domestik yang lebih kuat, akibat peningkatan belanja sosial dan pasar tenaga kerja yang kuat, diperkirakan akan lebih besar dari pada hambatan sektor eksternal," jelas Bank Dunia dalam laporan tersebut.
Tahun depan, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan konsumsi akan naik dari tahun ini yang diproyeksi sebesar 5,1 persen menjadi 5,2 persen, konsumsi pemerintah naik dari 5 persen menjadi 5,3 persen. Sedangkan proyeksi pertumbuhan ekspor diperkirakan turun dari masing-masing sebesar 7,3 persen dan 13,8 persen pada tahun ini menjadi 7,2 persen dan 10,7 persen pada tahun depan.
Bank Dunia pun menyebut risiko turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap besar di tahun ini dan tahun depan. Ketegangan perdagangan global antara Amerika Serikat dan Tiongkok masih berpotensi meningkat dan menyeret ekspor Indonesia.
"Kembalinya ketegangan akan membawa risiko besar bagi Indonesia dengan adanya sektor eksternal yang lebih lemah dan harga komoditas yang rendah," tulis laporan tersebut.
Siklus pengetatan Federal Reserve AS juga meningkatkan risiko arus keluar modal dan gejolak keuangan di antara negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Untuk itu, Bank Dunia menekankan peningkatan ekspor dan investasi asing langsung untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bank Dunia pun merekomendasikan Indonesia untuk menurunkan hambatan impor, memfinalisasi perjanjian perdagangan bebas, dan mengurangi hambatan-hambatan bagi investor asing. (agi)
https://ift.tt/2RR5f4O
December 14, 2018 at 03:49AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2RR5f4O
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment