Saturday, December 15, 2018

Bocah Imigran yang Tewas dalam Tahanan AS Diklaim Sehat

Jakarta, CNN Indonesia -- Anak imigran berusia tujuh tahun yang dilaporkan meninggal dunia setelah ditahan oleh polisi perbatasan Amerika Serikat (AS) di negara bagian New Mexico disebut tidak dalam kondisi sakit. Sanak keluarga korban menyebut anak itu menerima makanan dan minuman yang cukup selama perjalanan.

Bocah perempuan asal Guatemala itu dikabarkan memasuki perbatasan AS dari Meksiko secara ilegal bersama sang ayah dan puluhan imigran lainnya. Keluarga bocah, Jakeste Caal Maquin, membantah laporan media bahwa korban telah bepergian selama berhari-hari tanpa makanan dan minum, sehingga mengalami dehidrasi.

Berita kematian sang bocah menambah kritik atas kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menentang keras kedatangan imigran.


Pun demikian, ayah sang bocah dan anggota keluarga lainnya tidak menyalahkan otoritas perbatasan AS atas tragedi tersebut.

Ruben Garcia, Direktur Penampungan dari Annunciation House menuturkan bahwa ayah bocah perempuan itu, Nery Caal (29 tahun) bilang kepadanya bahwa putrinya tidak dalam kondisi sakit ketika mereka tiba dengan bus di perbatasan AS di Antelope Wells, New Mexico, pada 6 Desember malam.

Garcia juga mengklaim bahwa sang ayah setuju dengan akun Perlindungan Kepabeanan dan Perbatasan AS (CBP) dari penahanan singkat ayah dan anak, termasuk pernyataan CBP bahwa sang anak telah memiliki masalah medis beberapa jam setelah kedatangan mereka.


"Jakelin (anak) dan ayahnya mencari suaka dari Patroli Perbatasan setelah mereka melintasi perbatasan. Ia tidak menderita kekurangan air atau makanan sebelum mendekati perbatasan," tutur perwakilan keluarga.

Menurut akun CBP, Jakelin dan ayahnya juga mendapatkan akses ke air dan toilet selama tujuh jam mereka menunggu untuk naik bus CBP yang akan membawa mereka lebih awal pada 7 Desember dari Antelope Wells ke stasiun Patroli Perbatasan lain di Lordsburg, sekitar 95 mil (153 km).

CBP mengatakan Nery Caal memberitahukan kepada agen sebelum bus mereka berangkat bahwa putrinya muntah, dan pada saat mereka tiba 90 menit kemudian ia berhenti bernafas.


Ia dirawat di Lordsburg oleh petugas gawat darurat, lalu dibawa ke rumah sakit El Paso, di mana ia meninggal keesokan paginya pada 8 Desember, setelah dokter menemukan dia mengalami pembengkakan otak dan gagal hati.

Meskipun sang ayah tidak menentang kronologi kejadian dari CBP, pernyataan keluarganya menyerukan penyelidikan yang obyektif dan menyeluruh dalam standar yang diakui secara nasional untuk penangkapan dan hak asuh anak.

Keluarga itu menyalahkan CBP karena mengandalkan formulir wawancara yang dicetak dalam bahasa Inggris, bahasa yang tidak dimengerti oleh ayahnya. Lidah asli keluarga adalah Q'eqchi ', dialek suku Maya, dengan bahasa Spanyol adalah bahasa kedua mereka.


Ibu bocah perempuan itu, Claudia Maquin, mengatakan suami dan anak perempuannya berada di antara ribuan migran yang berusaha melarikan diri dari kemiskinan ekstrem yang kami tinggali. Pasangan ini memiliki tiga anak yang tersisa. Namun, kakek Jakelin mengatakan bocah berusia 7 tahun itu dan ayahnya memiliki ikatan yang sangat dekat.

Pemeriksa medis El Paso County telah melakukan otopsi terhadap bocah perempuan itu, tetapi hasilnya tidak akan diungkap hingga dua pekan ke depan.

Sang ayah tidak hadir untuk konferensi pers. Garcia mengatakan dia menolak berbicara kepada media untuk saat ini.


Kantor Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS berjanji akan melakukan penyelidikan. Demokrat di Capitol Hill menginginkan penyelidikan untuk memeriksa mengapa Kongres tidak diberitahu tentang insiden itu dalam 24 jam.

(din/bir)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2S2Ls2w
December 16, 2018 at 06:20PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2S2Ls2w
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment