Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan longsoran itu terjadi pada pukul 21.03 WIB, kemudian tsunami menghantam pulau Jawa dan Sumatra pada pukul 21.27 WIB. Tsunami ini menghantam empat wilayah yang ada di Banten dan Lampung dengan ketinggian awal mencapai 90 sentimeter.
"Kejadian ini terkonfirmasi dengan data tide gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dipantau oleh BMKG. Dari hasil pantauan tersebut, setelah naiknya muka air ini bisa dimodelkan, terlihat bahwa sumber tsunami adalah Anak Gunung Krakatau," ujar Dwikorita, Senin (24/12).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menegaskan hasil analisis tersebut mengonfirmasi kajian sebelumnya yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan BMKG. Sayangnya, saat itu BMKG tak bisa memprediksi tsunami tersebut karena sumber tsunami berasal dari aktivitas vulkanik, bukan tektonik.
Dwikorita mengatakan, BMKG hanya bisa menganalisis efek tsunami dari aktivitas tektonik dan bisa memberikan peringatan dini maksimal lima menit setelah gempa berlangsung. Apalagi sejauh ini, 90 persen tsunami di Indonesia diakibatkan gempa tektonik.
"Benar bahwa ini berkaitan dengan erupsi vulkanik, tidak dapat terpantau oleh sensor sensor gempa di BMKG. BMKG khusus memantau gempa tektonik," imbuh dia.
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). (ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)
|
Bukti lain yang menunjukkan bahwa tsunami disebabkan karena aktivitas vulkanik adalah hadirnya endapan batu apung gunung di Pantai Anyer. Batu tersebut disebutnya berwarna hitam yang artinya masih "segar" dan timbul dari aktivitas vulkanik. Berbeda dengan tanah lain di sekitarnya yang berwarna cokelat karena pelapukan batu gamping.
"Sehingga benar bahwa Anak Gunung Krakatau dipantau ketat. Tapi masyarakat tidak perlu panik karena sudah ada lembaga khusus yang memantau gunung api itu," kata dia.
(glh/ain)
http://bit.ly/2CwV0O2
December 24, 2018 at 10:30PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2CwV0O2
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment