Ketua Bersama AAJI Wiroyo Karsono memaparkan pendapatan dari hasil investasi turun drastis dari Rp32,53 triliun menjadi Rp1,28 triliun. Hal ini terjadi karena kondisi pasar yang dinilai kurang kondusif.
Jumlah dana yang diinvestasikan pada periode tersebut juga turun sebesar 0,02 persen dibanding kuartal III 2017. Kendati demikian, jumlahnya masih naik tipis dibandingkan kuartal II 2018 lalu.
"Total investasi menjadi hanya Rp457,55 triliun. Namun, kalau dibandingkan dengan kuartal II 2018 jumlahnya naik 2,6 persen," ujar Wiroyo di Jakarta, Jumat (7/12).
Saat ini, menurut dia, perusahaan asuransi jiwa menginvestasikan dana nasabah dalam instrumen reksa dana, saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan deposito.
Meski hasil investasi anjlok, menurut dia, pos pendapatan lainnya masih tumbuh. Pendapatan premi misalnya, tumbuh 1,2 persen menjadi Rp140,94 triliun dari sebelumnya Rp139,27 triliun.
Pendapatan premi ini terdiri dari premi bisnis baru sebesar Rp89,58 triliun dan premi lanjutan sebesar Rp51,36 triliun.
"Jadi memang yang menarik ke bawah itu karena hasil investasi yang turun cukup signifikan, sehingga secara keseluruhan pendapatannya turun," terang dia.
Pos pendapatan lainnya berasal dari klaim reasuransi sebesar Rp2,87 triliun dan pendapatan lainnya sebesar Rp4,78 triliun. Kedua pos pendapatan itu sama-sama tumbuh, di mana klaim reasuransi naik 32,2 persen dan pendapatan lainnya naik 38,3 persen.
Sementara itu, untuk pendapatan premi, Wiroyo menyebut produk unit link menjadi salah satu yang mendorong pertumbuhan dengan kontribusi sebesar 58,4 persen dan produk tradisional berkontribusi 41,6 persen.
"Peningkatan premi juga didorong oleh saluran distribusi keagenan sebesar 6,2 persen yang berkontribusi 39,7 persen dari keseluruhan total premi asuransi jiwa," jelasnya. (aud/agi)
https://ift.tt/2EizWwD
December 08, 2018 at 02:38AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2EizWwD
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment