Sunday, December 23, 2018

Lampu Hemat Energi Solusi Sementara Terangi Daerah Terpencil

Jakarta, CNN Indonesia -- Program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dinilai hanya dapat menjadi solusi penyediaan listrik jangka pendek bagi wilayah terpencil. Untuk itu, diperlukan pembangunan infrastruktur pembangkit listrik yang masuk jaringan (on grid) dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia di daerah.

Hal itu disampaikan Anggota DEN Syamsir Abduh saat menyerahkan bantuan LTSHE kepada warga Desa Siuna, Kecamatan Pagimanan, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat (21/12).

"Wilayah kita begitu luas, kalau ditarik jaringan listrik perlu waktu lama sehingga salah satu solusinya menggunakan LTSHE. Ini adalah solusi sementara,"ujar Syamsir.


LTSHE merupakan program dari Kementerian ESDM sebagai solusi penerangan dan energi listrik yang difokuskan bagi pedesaan yang terisolir, tertinggal dan sulit dijangkau oleh PT PLN.
Satu paket LTSHE terdiri dari empat buah lampu LED dan satu charger USB. Paket tersebut dibagikan secara gratis kepada warga untuk kemudian dipasang pada masing-masing rumah warga.

Program ini merupakan perwujudan dari Nawa Cita pemerintahan Joko Widodo, khususnya butir ketiga yang berisi 'membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka kesatuan'.

Syamsir mengingatkan ketersediaan listrik di satu daerah dapat mendongkrak perekonomian masyarakatnya. Untuk itu, Syamsir meminta masyarakat menjaga dan merawat LTSHE yang diterima hingga pemerintah atau PLN merampungkan pembangunan pembangkit listrik yang bisa memasok listrik secara berkelanjutan dan terjangkau.

"Saya berharap, listriknya bisa dipasok dari sumber-sumber energi terbarukan, tidak hanya tenaga surya tetapi ada juga angin, air, dan sebagainya," ujarnya.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Nasdem Ahmad HM Ali mendorong pemerintah untuk melanjutkan program pemerataan kelistrikan bagi seluruh masyarakat di Indonesia.


Ahmad prihatin melihat Sulawesi Tengah yang kaya akan LNG dan hasil tambang hingga kini masih memiliki penduduk yang belum bisa menikmati listrik.

Kapasitas listrik terpasang di Sulawesi Tengah juga disebut Ahmad masih rendah yaitu hanya 140 MegaWatt (MW). Sebagai pembanding, Maluku telah mencapai 230 MW.

"Kita (Sulawesi Tengah) adalah salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia, di Donggi-Sinorok, tetapi baru tahun ini terprogramkan pembangkit listrik tenaga gas yang sedang dibangun di Kabupaten Banggai," ungkapnya.

Tahun ini, program LTSHE dilaksanakan di 16 provinsi dengan jumlah pemasangan LTSHE sebanyak 172.853 unit dan anggaran sebesar Rp565 miliar. Khusus di Provnsi Sulawesi Tengah, pemasangan tersebar di dua kabupaten dengan alokasi pemasangan sebanyak 498 unit terdiri dari 230 unit di Kabupaten Banggai dan 268 unit di Kabupaten Banggai Laut.

Di Kabupaten Banggai, pemasangan tersebar di lima desa (Lokait, Siuna, Sampaka, Lembah Makmur, Lembah Tompotika) yang terletak di tiga kecamatan (Kecamatan Simpang Raya, Pagimana, dan Bualemo). Hingga kini, pemasangan LTSHE di kabupaten yang terletak sekitar 600 km dari Kota Palu ini telah mencapai 100 persen. (sfr/agi)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2AevU4I
December 23, 2018 at 11:32PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2AevU4I
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment