Pantauan CNNIndonesia.com, hujan deras terjadi pada Minggu siang (23/12). Sejak sekitar pukul 14.00 WIB hingga 15.00 WIB. Hujan tak sepenuhnya berhenti, lantaran gerimis terus turun hingga malam hari. Sesekali berhenti, namun rintik hujan kembali turun.
Memasuki Senin dini hari (24/12), gerimis masih terus mengguyur Pantai Barat Banten. Bahkan cuaca serupa juga terjadi di Kota Pandeglang yang jauh dari pantai. Angin kencang juga bertiup pada Senin dini hari khususnya di pantai barat Banten.
Hujan gerimis mengguyur Senin pagi. Langit mendung pun tak kunjung bergegas. Meski kadang berhenti sejenak, gerimis kembali turun dan membasahi pantai barat Banten.
Langit sempat cerah pada Senin siang. Namun, hujan deras turun pada sore hari pukul 15.00 WIB. Dilanjut dengan hujan rintik-rintik. Hingga pukul 19.00 WIB, titik air dari langit masih mengguyur pantai barat Banten.
Dampak tsunami Selat Sunda di Banten. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
|
Menurut penuturan warga Labuan, Pandeglang, Banten, Manay (31), wilayah tempat tinggalnya memang sering terjadi hujan dalam waktu yang lama. Namun, Manay menilai suasana di kawasan Labuan menjadi berbeda tak seperti biasanya meski sudah lazim dengan cuaca buruk.
"Bedanya ya banyak yang kondisinya takut, Khawatir, Trauma, karena tsunami. Biasanya kalau hujan warung juga pada buka. tapi kan sekarang tutup semua," kata Manay.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih menganalisa peluang tsunami kembali melanda kawasan Selat Sunda dan sekitarnya akibat aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau.
"Itu yang saat ini sedang dianalisis bersama, dengan Badan Geologi dan lembaga lain," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di kantornya, kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/12).
Ia mengatakan sejauh Gunung Anak Krakatau masih terus bererupsi, tsunami tentu bisa kembali terjadi. Namun seberapa besar peluangnya, hal tersebut masih dalam kajian.
(bmw/DAL)http://bit.ly/2RiDXXS
December 25, 2018 at 02:35AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2RiDXXS
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment