Monday, December 3, 2018

Pemilik Bali United Sedih Suporter Tak Percaya Manajemen

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik Bali United Pieter Tanuri sedih lantaran suporter klub Serdadu Tridatu itu tidak lagi percaya penuh dengan manajemen klub. Suporter Bali United menyalakan banyak suar saat menjamu Persija Jakarta di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Minggu (3/12).

Ribuan suporter Bali United menyalakan suar sebagai bentuk kekecewaan mereka kepada manajemen yang memberhentikan pelatih Widodo Cahyono Putro di dua laga sisa musim kompetisi Liga 1 2018. Bahkan, Pieter juga dianggap sengaja mengalah untuk memberikan kemenangan kepada Persija guna membuat Macan Kemayoran lebih dekat dengan gelar juara Liga 1 2018.

Banyaknya suar yang masuk ke dalam stadion juga disebut Pieter ada kebobolan dari segi penjagaan di lapangan. Usai pertandingan, Pieter keluar dan menemui suporter untuk memberikan penjelasan.

"Terus terang saya sedih banget dengarnya. Saya kecewa, saya sedih melihat kami tidak dipercaya. Sedih bahwa mereka berpikir saya bisa dibeli, itu sedih banget," kata Pieter melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/12).

Pieter mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan suporter yang berakibat pada penghentian pertandingan tanpa adanya tambahan waktu. Pertandingan juga sempat dihentikan sebanyak tiga kali lantaran asap dari cerawat yang mengganggu pemain di lapangan.

Suporter juga menanyakan perihal kepemimpinan wasit yang tidak memberikan tambahan waktu pada pertandingan yang dimenangkan Persija dengan skor 2-1 itu. Selain itu dalam regulasi wasit berhak untuk memberhentikan pertandingan jika ada suar yang menyala di lapangan pertandingan.

Bali United kalah 1-2 dari Persija di kandang sendiri.Bali United kalah 1-2 dari Persija di kandang sendiri. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/foc.)
"Saya bersyukur mereka [suporter] tidak turun ke bawah. Kalau sampai turun mungkin hukuman kami sama seperti Arema FC yang tidak boleh ada penonton. Suporter harus sama-sama dewasa, kami juga bisa lebih bijak menyikapinya," ujarnya.

Selain itu Pieter menyebut suporter menganggap manajemen Bali United memberhentikan Widodo karena menolak mengalah di dua pertandingan. Menurutnya, tuduhan itu terlalu menghina manajemen Bali United karena itu berarti menganggap ia sebagai bagian dari mafia-mafia terkait isu pengaturan skor yang sedang ramai dibicarakan.

Pemberhentian Widodo dari kursi pelatih Bali United juga dijelaskan Pieter merujuk pada kontrak yang telah disepakati kedua pihak. Dalam klausul kontrak disebutkan bahwa kalau Bali United tiga kali kalah beruntun, manajemen berhak untuk memberhentikan Widodo.

Di putaran pertama kompetisi Liga 1 2018 periode April sampai Mei, Bali United juga sempat mengalami empat kali kekalahan beruntun. Namun, saat itu Widodo masih bisa menguasai ruang ganti pemain sehingga hak manajemen untuk memberhentikan belum digunakan.

"Soal Widodo karena memang Bali United sudah kalah terus. Kami gunakan hak kami. Pemain juga bisa disebut sudah tidak nyaman. Salah satunya dengan Irfan Bachdim, lalu pemain datang terlambat tidak dihukum, [Widodo] sudah tidak ada wibawanya," jelasnya. (TTF/sry)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2KSBQo0
December 04, 2018 at 05:46AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2KSBQo0
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment