
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan manajemen masih mengevaluasi harga BBM nonsubsidi.
"Itu kan keputusan bisnis. Kami akan mengambil keputusan (harga BBM) di saat yang tepat," ujarnya usai menghadiri pelantikan Dwi Soetjipto sebagai Kepala SKK Migas di Ruang Sarulla Kementerian ESDM, Senin (3/12).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengkonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima rencana usulan penurunan harga BBM nonsubsidi dari Pertamina.
Tak cuma Pertamina, perusahaan minyak raksasa, seperti Shell dan Total, pun belum mengajukan usulan penurunan harga jual BBM nonsubsidi.
"(Pertamina) lagi evaluasi," imbuh Djoko.
Kendati demikian, lanjutnya, sejumlah Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) mulai menurunkan harga jual BBM di pasar, khususnya untuk oktan 90 atau setara produk Petralite.
Beberapa di antaranya produk BBM dari PT AKR Corporindo Tbk, PT Garuda Mas Energi, dan PT Vivo Energy Indonesia. Ia menyebutkan penurunan harga berkisar Rp25 hingga Rp1.000 per liter.
"Turun Rp25 per liter itu Garuda Mas. Yang hampir Rp1.000 Vivo (Vivo Energy Indonesia). Kalau AKR bervariasi," jelasnya.
Penurunan harga jual BBM sejalan dengan tren penurunan harga minyak dunia sejak Oktober 2018. Berdasarkan data Reuters, harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) telah merosot ke level di bawah US$60 per barel atau lebih dari 20 persen sejak mencapai level tertingginya pada awal Oktober lalu.
(sfr/bir)
https://ift.tt/2Q8ZxyC
December 04, 2018 at 12:19AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Q8ZxyC
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment