"Prosesnya, biji kelapa sawit diolah menjadi kernel lalu diolah dan dicampur bersama kerosone sehingga akan menjadi green avtur," kata Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif dalam paparannya kepada awak media di Jakarta, Kamis (27/12).
Dalam kajian Pertamina, pencampuran 10,4 ribu barel stream per hari (MBSD) kerosene dengan 2,6 MBSD minyak inti sawit akan menghasilkan 11,7 MBSD avtur hijau.
Budi mengungkapkan produksi avtur hijau sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan, melalui penurunan impor minyak atau produk minyak.
Saat ini, kelapa sawit merupakan komoditas yang banyak diproduksi di Indonesia. Namun, industri itu menghadapi tantangan permintaan karena kampanye hitam yang dilakukan oleh dunia internasional. Dengan produksi avtur hijau, Pertamina dapat menyerap produksi minyak sawit dalam negeri.
Berdasarkan kajian bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), campuran kernel yang diperlukan untuk memproduksi green avtur berkisar 15 hingga 25 persen.
Di tempat yang sama, Guru Besar ITB Bidang Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis Subagio mengungkapkan saat ini tengah mengembangkan katalis untuk membantu memecah minyak inti kelapa sawit bisa menjadi avtur.
Secara struktur kimia, minyak sawit seperti struktur hydrocarbon pada minyak tetapi masih memiliki unsur karbondioksida (CO2). Maka itu, proses konversi dilakukan dengan menghilangkan unsur oksigen (hydrodeoksigenasi).
"Minyak inti sawit kalau diproses dengan hydrodeoksigenasi dan isomerisasi bisa menjadi bioavtur," ujar Subagjo.
Katalis yang diproduksi di dalam negeri tersebut telah tersedia untuk skala penelitian laboratorium. Namun, lanjut Subagjo, uji coba dengan menggunakan unit pengolahan komersial Pertamina menjadi avtur hijau baru akan dilakukan tahun depan. (sfr/lav)
http://bit.ly/2GH1ePf
December 28, 2018 at 01:48AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GH1ePf
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment