Wednesday, December 26, 2018

Satgas Pengaturan Skor Cecar Sesmenpora 25 Pertanyaan

Jakarta, CNN Indonesia -- Sesmenpora Gatot S Dewa Broto dicecar 25 pertanyaan saat memenuhi panggilan Bareskrim Polri terkait pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Gatot diperiksa selama tiga jam oleh Satgas Pemberantasan Pengaturan Skor di Lantai 2 Gedung Ombudsman, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/12).

Usai diperiksa, Gatot menemui wartawan yang sudah menunggu sejak pukul 10.00 WIB. Menurut Gatot yang didampingi dua wakil bidang hukum Kemenpora, pemeriksaan berjalan dengan kondusif.

"Tadi pemeriksaan berjalan baik dimulai dari jam 10 dan berakhir jam 14.00. Tadi ada dua sesi pertama sampai jam 12.30, lalu rehat dilanjut lagi jam 13.00. Praktis pemeriksaan berlangsung tiga jam," kata Gatot usai pemeriksaan.

Soal materi pemeriksaan, Gatot menyebut bersifat umum sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sebagai Sesmenpora. Selain itu, juga berkaitan dengan bergulirnya kompetisi dan BOPI, serta komitmen Kemenpora terkait masalah pengaturan skor.

Total ada sekitar 25 pertanyaan yang diajukan penyidik kepada Gatot. Dua pertanyaan terkait dengan pengetahuan Gatot soal dua pertandingan yang diduga terindikasi adanya pengaturan skor yakni pertandingan antara PSMP Mojokerto melawan Aceh United serta PSS Sleman kontra Madura FC di Liga 2 2018.

"Kami sampaikan kami tidak memonitor secara khusus [kedua pertandingan] karena sifatnya secara teknis itu di luar kewenangan kami. Saya juga sampaikan selama Liga 1 bergulir saya cuma nonton saat Persija Jakarta vs Mitra Kukar karena undangan saja," jelas Gatot.

Gatot ditanya soal dugaan pengaturan skor di laga PSS Sleman vs Madura FC di Liga 2 2018.Gatot ditanya soal dugaan pengaturan skor di laga PSS Sleman vs Madura FC di Liga 2 2018. (Screenshot via instagram (@madura.fc_official))
Dalam kunjungannya ke Bareskrim Gatot juga membawa dua dokumen yakni Esensi Penuntasan Pengaturan Skor dan satunya lagi berisikan laporan Tim 9, Tim Evaluasi Persepakbolaan Nasional Indonesia.

"Karena meskipun tidak dimasukkan BAP [Berita Acara Pemeriksaan] tadi kami sampaikan pada tanggal tertentu pada awal 2015 saat Tim 9 masih bekerja, kami telah memanggil seorang runner yang waktu itu asumsi kami, bisa menjadi seorang whistle blower. Tetapi faktanya, yang bersangkutan, tidak menjadi whistle blower. Itu kami juga serahkan pada penyidik," ujar Gatot.

Tim 9 dibentuk Kemenpora sebagai Tim Ad-Hoc pencari fakta terkait sepak bola gajah yang terjadi pada kompetisi sepak bola nasional musim 2015 lalu. Saat itu, indikasi sepak bola gajah terdapat pada pertandingan antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang di Divisi Utama.

Mewakili Kemenpora, Gatot berjanji bakal kooperatif dengan Satags Pemberantasan Pengaturan Skor. Jika ke depannya ada pemanggilan lanjutan, Gatot menyebut bakal kembali datang memenuhi panggilan.

"Seperti kita ketahui, Jumat (21/12) lalu, ada tiga orang yang diundang yakni Manajer Madura FC, PSSI dan BOPI. Tapi PSSI tidak hadir dan saya dengar PSSI besok, Kamis (27/12) dan Jumat (28/12) akan memenuhi undangan."

"Kami sampaikan bahwa Kemenpora bersama-sama dengan Satgas Bareskrim sepenuhnya mendukung agar masalah pengaturan skor ini tuntas," pungkasnya. (sry)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2GHYNfi
December 27, 2018 at 02:03AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GHYNfi
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment