Sunday, December 16, 2018

Tergoda Pahit, Manis, dan Asam Kerang Tiram Queensland

Queensland, CNN Indonesia -- Berada di kawasan pesisir pantai seperti Queensland, Australia, tak lengkap jika luput dari nikmatnya makanan-makanan laut yang menggoda.

Tengok saja kerang tiram yang menyembul di antara potongan-potongan es batu pada piring besar itu.

Awalnya, yang tampak hanya sepiring besar dengan potongan es batu. Piring besar itu diangkat tinggi-tinggi oleh sang pelayan. 

Saat itu saya berusaha mengintip. Tapi sial, pelayan itu malah menjauh dari meja. Samar-samar saya berhitung dan bertanya dalam benak, ada berapa cangkang kerang di antara gundukan es batu itu?

Sang pelayan berjalan mendekat hingga akhirnya tiba di hadapan saya. Lantas terlihat jelas delapan kerang tiram yang diam-diam menggoda saya sejak tadi.

Kerang-kerang berukuran besar yang masih mentah disusun memutar di atas potongan es batu. Di bagian tengah, ada mangkuk kecil berisi cocolan serupa kuah dengan taburan bawang goreng.

Sebagai pecinta makanan laut, jelas menu yang satu ini sangat menggiurkan lidah.

Sesegera mungkin saya serok kerang tiram dan mengeluarkannya dari dalam cangkang dan melahapnya. Rasa segar bercampur gurih langsung meresap begitu kerang tiram itu masuk ke dalam mulut.

Sama sekali tak ada rasa amis. Mungkin sedikit rasa pahit di awal, namun berangsur manis setelahnya. 

Live dry opened oyster atau kerang tiram itu merupakan salah satu menu pembuka andalan di restoran Nineteen at The Star, Gold Coast, Queensland, Australia.

Kerang tiram itu tak hadir sendiri. Ia disajikan bersama cocolan saus yang terbuat dari Ruinart Blanc de Blanc Champagne Mignonette. Sampanye jenis ini terbuat dari anggur Chardonnay dengan sensasi rasa buah segar. Tak heran jika ada sedikit rasa pahit, namun manis dan sedikit asam. 

Sajian kerang tiram dengan saus sampanye ini jadi salah satu menu kuliner populer di Australia. 

Kerang tiram yang digunakan merupakan jenis pacific oyster yang memiliki tekstur daging gemuk dan rasa segar khas laut. Panjang satu buah kerang tiram bisa mencapai 2,5-3 inci.

Nineteen at The Star memboyong kerang tiram itu dari Blackman Bay Oyster, salah satu produsen kerang tiram yang terletak di sisi tenggara Pulau Tasmania. Kondisi perairan Tasmania yang jauh dari permukiman warga diklaim menghasilan kerang tiram yang lebih lezat dan segar.

"Kami sangat memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang ada di Nineteen. Jadi kami menjalin hubungan langsung dengan para produsen ini untuk menghasilkan makanan yang berkualitas," ujar Communications Executive Nineteen at The Star, Maggie Gray. 

Selain kerang tiram, menu pembuka lainnya adalah prawn cocktail americane. Menu ini berupa udang yang disajikan dalam gelas dengan saus koktail dari campuran lemon, saus, cabai rawit, dan mayones. Rasanya tak terlalu pedas, namun sedikit manis.

Satu porsi prawn cocktail americané dibanderol 30 AUD atau sekitar Rp300 ribu. Sementara untuk satu porsi kerang tiram, kita perlu mengeluarkan kocek sebesar 36 AUD atau sekitar Rp360 ribu. 

Setelah asyik terlarut dalam nikmatnya menu pembuka, rasanya tak lengkap jika saya tak mencicipi menu utama. Dari berbagai pilihan yang dihadirkan, saya jatuh hati pada fillet steak 200 gram dengan pilihan daging grain fed angus beef.

Grain fed angus beef berasal dari sapi pemakan biji-bijian. Hal itu membikin daging sapi yang dihasilkan lebih empuk dengan sebaran lemak yang menyeluruh di atas permukaan. Sebaran lemak yang merata ini menunjukkan tingginya kualitas daging.

Fillet steak hadir bersama dengan fifty-fifty mash potato. Ia berupa kentang tumbuh yang dicampur dengan susu dan mentega tawar hingga berbentuk seperti pasta.

Dengan balutan kentang tumbuk itu, cita rasa steak terasa lebih manis dan gurih. Tingkat kematangan paling sempurna yang saya pilih membuat daging terasa empuk dan lembut ketika dikunyah. Satu porsi steak ini dibanderol dengan harga 56 AUD atau sekitar Rp560 ribu.

Setelah kenyang dengan menu utama, saatnya menyantap chocolate gold bar sebagai menu penutup. Bentuk cokelat ini menyerupai batangan emas dengan tulisan Nineteen at The Star yang terpatri di atasnya. Jika tak teliti, bisa jadi orang mengira cokelat itu batang emas betulan.

'cokelat batangan'Foto: CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi
'cokelat batangan'

Bak menghancurkan emas yang keras, cokelat itu tak bisa langsung dipotong. Saya harus beberapa kali mengetuk permukaan cokelat itu dengan sendok, hingga akhirnya batangan cokelat berwarna emas itu retak dan memperlihatkan wujud aslinya. 

Rasa manis langsung terasa begitu menyuapkan potongan cokelat itu ke dalam mulut. Saya memejamkan mata beberapa kali menahan manisnya cokelat tersebut. Satu potong batang cokelat ini memiliki harga 20 AUD atau sekitar Rp200 ribu. 

Lengkap sudah pengalaman saya menikmati godaan di Nineteen at The Star. Jika suatu waktu Anda berkunjung ke Queensland, rasanya Anda patut mendatangi resto yang satu ini. Lokasinya berada di dalam gedung The Star Gold Coast yang menyatu dengan hotel dan casino-nya di kawasan Broadbeach.

Kaca-kaca tinggi dengan dinding ukiran berwarna gelap bakal menyambut Anda saat memasuki ruangan. Setelahnya, Anda tinggal menikmati sajian sembari menatap indahnya pemandangan pantai di kawasan Broadbeach.

Nineteen at The Star sendiri merupakan salah satu restoran berkonsep fine dining yang baru dibuka awal tahun 2018. Restoran ini masuk dalam daftar 100 teratas Gourmet Traveller's Restaurants di Australia. (pris/asr)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2UR5dM2
December 16, 2018 at 09:57PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2UR5dM2
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment