Pernyataan Andi tersebut berkaitan dengan kasus perusakan baliho dan bendera partai untuk menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pekanbaru, Riau.
"Insiden Riau harus dituntaskan dan dicegah agar tak terulang. Ada potensi PAM Swakarsa baru. Bukan hanya 35 orang perusak atribut, bukan hanya pencekalan Neno Warisman, namun bisa digunakan banyak hal kepentingan Pemilu," tutur Andi melalui akun Twitternya @AndiArief_, Selasa (17/12).
Saat masih menjabat sebagai Panglima ABRI, Wiranto pernah membentuk Pam Swakarsa, kelompok sipil bersenjata untuk membendung aksi massa pada 1998 silam.
Bukan tanpa alasan, Andi menyebut ada indikasi ketidaknetralan aparat dalam proses pemilu. Dia menyebut saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, kata Andi, Demokrat mendengar ada ketidaknetralan aparat di balik demo di depan rumah SBY.
Wasekjen Demokrat Andi Arief (kiri) menyebut Wiranto berpotensi membentuk kembali Pam Swakarsa baru. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
|
Andi menjelaskan partainya tidak memiliki banyak informasi mengenai ketidaknetralan aparat terkait dua contoh tersebut. Karenanya, Demokrat tidak dapat berbuat banyak.
Berbeda halnya dengan kasus perobekan bendera di Riau. Andi mengklaim Demokrat memiliki banyak informasi dan temuan.
Andi berharap Wiranto mengambil langkah konkret usai Demokrat membeberkan temuan pada konferensi pers siang ini, Selasa (18/12). Misalnya dengan mencopot Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo. Jika tidak ada langkah konkret, maka ke depannya Andi menduga Wiranto membentuk PAM Swakarsa baru.
"Mudah2an Pak @wiranto1947 akan lebih kaya informasi, data dan bukti atas penjelasan hasil investigasi Partai Demokrat yg akan disampaikan hari ini. Mudah2an setelah itu ada tindakan kongkret misalnya mencopot Kapolda Riau," ucap Andi.
[Gambas:Twitter] (bmw/pmg)
https://ift.tt/2EqHE7f
December 19, 2018 at 02:57AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2EqHE7f
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment