Berdasarkan data konferensi pers akhir tahun OJK, penghimpunan dana tersebut masih didominasi oleh penerbitan surat utang atau obligasi dan sukuk korporasi mencapai Rp112 triliun. Kendati demikian, jumlah tersebut turun dibanding tahun lalu yang mencapai Rp156,71 trilun.
Penerbitan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp16 triliun juga anjlok dari tahun lalu Rp88,2 triliun. Sementara enerbitan saham baru (Initial Public Offering/IPO) mencapai Rp34 triliun, melonjak dari tahun lalu Rp9,6 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen sebelumnya menuturkan koreksi penghimpunan dana di pasar modal disebabkan perusahaan telah maksimal dalam meraih pendanaan di pasar modal tahun lalu, baik melalui IPO maupun penerbitan surat utang.
Hoesen menyebut kondisi ini tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi pasar yang cenderung volatilitas akibat faktor eksternal dan pelemahan rupiah.
"Mungkin karena tahun 2017 besar sekali (penghimpunan dana di pasar modal), jadi mungkin beberapa perusahaan sudah ambil di sebelumnya," jelas Hoesen beberapa waktu lalu. (agi)
https://ift.tt/2A9xK6T
December 20, 2018 at 10:07PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2A9xK6T
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment