Saturday, December 15, 2018

Erick Thohir Sesalkan Pengerusakan Atribut Partai Demokrat

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir menegaskan bahwa timses Jokowi-Ma'ruf tak pernah merusak atribut alat peraga kampanye milik Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau.

Ia menjamin TKN tetap menjunjung tinggi kampanye damai dan tak pernah melakukan pengerusakan terhadap alat peraga kampanye partai manapun.

"Kami di TKN selalu menjunjung tinggi kampanye damai dan santun," kata Erick dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (16/12).

Mantan Ketua Inasgoc itu menyayangkan adanya perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru jelang Pemilu 2019.


TKN, kata Erick, mengutuk keras berbagai provokasi yang mengganggu jalannya tahapan Pemilu, termasuk melalui cara-cara kotor dengan merusak atribut kampanye partai lain.

"Terkait perusakan spanduk-spanduk Partai Demokrat di Pekanbaru, kami sangat menyayangkan kejadian tersebut," kata Erick.

Melihat hal itu, Erick meminta pihak kepolisian mengusut kejadian tersebut. Ia menilai langkah itu diperlukan agar pihak yang merasa dirugikan, kali ini Demokrat, mendapatkan perlindungan hukum dari pihak kepolisian.

"Semoga pihak kepolisian bisa mengusut dan menindak tegas siapapun yang melakukannya," ucap Erick.

Di sisi lain, Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa cara-cara merusak alat peraga kampanye parpol lain bukanlah karakter yang dimiliki kader PDIP.


"Jadi kalau ada yang mengatakan, di Pekanbaru sana, kita dituduh kader PDI Perjuangan ada yang merusak bendera Demokrat, itu bukan watak, itu bukan karakter PDI Perjuangan," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.

Hasto lalu bercerita soal pengalaman PDIP, saat kantornya diserang dalam peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli). Peristiwa Kudatuli adalah insiden pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat.

Saat itu, PDI terpecah menjadi dua kepengurusan. Kantor itu tengah dikuasai oleh pendukung Megawati Soekarnoputri.

Penyerbuan disebut dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan, yang didukung Pemerintah Soeharto), dibantu oleh aparat dan segerombolan preman.

Hasto menyatakan peristiwa itu tak membuat PDIP mengemis meminta dikasihani oleh rakyat. Ia menyatakan PDIP kala itu justru membangun mental para kadernya untuk berjuang.


"Karena itulah, kalau ada yang menuduh PDIP itu main-main dengan menurunkan atribut pihak lain, dia tidak paham bagaimana sejarah PDI Perjuangan, yang mencoba dihancurkan pun, kita menempuh jalur hukum. Kita tidak menangis di hadapan rakyat. Kita justru meneguhkan mental kita, untuk berjuang," bebernya.

Sebelumnya, foto Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono dalam baliho dirusak oleh orang tak dikenal di Pekanbaru, Riau.

Mendengar hal itu, SBY bersama Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan dan pengurus Demokrat melihat kondisi bendera penyambutannya di Pekanbaru, yang dirusak pada Sabtu (15/12).

SBY menyampaikan keluhan atas perusakan itu yang terekam dalam video yang diambil Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari. (rzr/rea)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2UOxyD1
December 16, 2018 at 04:12PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2UOxyD1
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment