Hal itu menanggapi usulan Ikatan Dai Aceh untuk agar capres dan cawapres mengikuti tes baca Alquran.
"Tes baca Alquran kami lihat ini adalah cara masyarakat Aceh mengoreksi pemimpinnya yang mencoba kemarin menggunakan isu-isu agama," ujar Hasto di Rumah Cemara, Jakarta, Minggu (30/12).
Hasto mengatakan isu agama tidak boleh digunakan dalam politik di Indonesia. Sebab, ia mengatakan bangsa Indonesia dibangun dengan perasaan senasib sebagai bangsa terjajah dan korban adu domba.
Hasto menilai wajar ketika melihat masyarakat Aceh khawatir kehidupan kenegaraan di dalam pemilu dipersempit karena isu agama.
Bahkan, Hasto menilai usulan Ikatan Dai Aceh untuk menguji kemampuan capres dan cawapres membaca Alquran membuat kubu penantang Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 panik. Hal itu terlihat dari penolakan untuk mengikuti tes baca Alquran dengan alasan tidak diatur dalam konstitusi.
"Kalau saya analogikan namanya tes itu yang akhirnya membuat pihak tertentu kerepotan, yang mula-mula menggunakan isu agama begitu masyarakat Aceh bersikap dengan caranya. Kemudian ada yang bagaikan dalam peribahasa itu seperti menepuk air didulang terpercik muka sendiri," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Hasto mengingatkan semua pihak agar tidak memainkan isu agama untuk urusan bangsa dan negara. Agama, kata dia, sejatinya digunakan untuk membangun peradaban.
Lebih dari itu, ia menyampaikan TKN tetap mengikuti aturan KPU tentang persyarakan capres dan cawapres. Namun, ia menilai tes baca Alquran merupakan cara masyarakat Aceh mendapatkan pemimpin yang agamis dalam tindakannya.
"Agamis itu diukur dari tindak tanduknya, bukan dari klaim politiknya. Dari keputusannya, bukan dari serangan fitnah. Karena itu di akhir tahun ini mari kita kembali di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara itu berdasarkan pada konstitusi kita," ujar Hasto.
http://bit.ly/2BJB6xm
December 31, 2018 at 01:55AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2BJB6xm
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment