Sunday, December 23, 2018

Kampung Kadugareng, Tak Kena Tsunami tapi Terendam Air

Pandeglang, CNN Indonesia -- Wajah Koswara (42) nampak muram. Berulang kali dia melongok ke luar jendela, namun air setinggi 1,5 meter masih menggenangi kampungnya di Kadugareng atau Sukarame atau Karanganyar Rt 04/03 Pandeglang, Banten. Beberapa rumah tetangga hanya terlihat atapnya saja

Koswara kemudian keluar dari rumah dan melihat volume air di Sungai Cipunten Agung. Hanya lima langkah dari kediamannya. Tetapi, wajah Koswara kembali murung.

"Masih tinggi. Air laut berarti masih pasang. Ini pasti lama surutnya," kata Koswara saat ditemui CNNIndonesia.com, Minggu (23/12).

Sebagian besar rumah di tempat Koswara tinggal terbuat dari bilik kayu.

Lokasi kampung itu tak begitu jauh dari pantai. Dekat pula dari Kampung Sambolo yang luluh lantak akibat tsunami dari Selat sunda, Sabtu malam (22/12).

Rumah Koswara dan seluruh warga di RT04/03 tergenang air setinggi dada orang dewasa atau sekitar 1,5 meter. Warga yang masih tinggal hanya bisa dihitung jari. Hampir semua mengungsi ke kantor Kecamatan Labuhan, Pandeglang, Banten.

Kampung Kadugareng, Tak Kena Tsunami tapi Terendam AirKampung Kadugareng atau Sukarame atau Karanganyar Rt 04/03 Pandeglang yang terendam air luapan dari sungai Cipunten Agung. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Hampir semua rumah ditinggal penghuninya. Pakaian yang dijemur ditinggal begitu saja. Begitu pula hewan-hewan ternak. Tidak sedikit juga benda-benda mengapung di luar rumah.

Menurut Koswara, lingkungan tempat tinggalnya mulai tergenang air sejak Minggu pagi pukul 08.00 WIB. Air itu merupakan luapan dari sungai Cipunten Agung yang langsung mengalir ke laut.

Koswara menduga volume air sungai Cipunten Agung tidak lekas surut akibat laut yang masih pasang sejak tsunami kemarin malam.

"Ini pasti bekas gelombang tinggi tadi malam. Jadinya air masih tinggi. Ini pasti lama surutnya. Biasanya cuma satu jam surut," kata Koswara.

Dari pantauan, Sungai Cipunten Agung memang tinggi. Ada beberapa perahu kayu yang rusak dan tenggelam. Bahkan ada perahu yang hanya terlihat bendera merah putihnya saja karena volume air yang begitu tinggi.

Kronologi

Koswara menceritakan bahwa banyak warga mengungsi sejak tadi malam. Mereka mengungsi karena mendapat kabar ada tsunami yang melanda Kampung Sambolo. 

Malam itu, air laut yang pasang belum sampai ke kampung tempat tinggal Koswara. Namun, tetap saja, karena lokasi yang tak begitu jauh dari pantai, warga panik lalu mengungsi ke kantor Kecamatan Labuhan.

"Pokoknya semalam pada panik. Ada yang teriak-teriak ada tsunami. Saya kira cuma orang tawuran. Eh ternyata benar ada gelombang tinggi," kata Koswara.

Walhasil, istri dan dua anak Koswara mengungsi ke Kantor Kecamatan Labuhan. Koswara tetap di rumah, tepatnya di lantai dua.

Saat itu, lanjutnya, air bah dari laut tidak sampai masuk ke kampung Koswara. Dia hanya melihat air sungai Cipunten Agung sempat surut tidak seperti biasanya.

"Air sungai ini sempat surut ke laut. Terus datang lagi arusnya kencang. Ini kencang banget sampai suaranya gemuruh bledar bledar begitu. Tujuh kali kalau saya hitung. Tapi belum meluap. Air masih di aliran sungai," kata Koswara. 

Kampung Kadugareng, Tak Kena Tsunami tapi Terendam AirKampung Kadugareng atau Sukarame atau Karanganyar Rt 04/03 Pandeglang yang terendam air luapan dari sungai Cipunten Agung. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Pada pukul 02.00 WIB, Koswara mengatakan volume Sungai Cipunten Agung mulai meninggi. Kondisi tersebut terus berlangsung hingga mencapai titik tertinggi pada pukul 08.00 WIB, Minggu. 

"Pagi itu jam 8.00 saya lihat air sudah dekat genteng rumah tetangga. Untung sudah pada ngungsi. Kalau enggak, mereka enggak sadar malam malam air meluap dari sungai," ucap Koswara.

Terpisah, mantan ketua RT04/03 Ahmad (63) menambahan apa yang diceritakan Koswara. Ahmad mengaku sudah tinggal di Desa Karanganyar sejak 40 tahun lalu. Dia mengatakan tempat tinggalnya memang sering terdampak banjir akibat luapan sungai Cipunten Agung.

"Memang sering banjir di sini. Tapi sekarang surutnya lama. Mungkin karena air laut lagi pasang," kata Ahmad.

Ahmad mengatakan Ada sekitar 200 orang yang tinggal di RT04/03. Hampir semuanya kini mengungsi di Kantor Kecamatan Labuhan. 

"Semuanya cari aman dulu. Soalnya air laut lagi pasang," kata Ahmad.

(bmw/dea)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2EIKPHI
December 24, 2018 at 02:42AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2EIKPHI
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment