Monday, December 10, 2018

Meng Wanzhou, Calon Penerus Tahta Huawei yang Terbelit Kasus

Jakarta, CNN Indonesia -- Meng Wanzhou belakangan menjadi buah bibir saat diamankan oleh petugas keamanan saat sedang transit di bandara di Kanada atas permintaan pemerintah AS. Wanzhou dijatuhi tuduhan berkomplot untuk menipu beberapa lembaga keuangan.

Sosok Meng sebelumnya tak banyak dikenal oleh khalayak. Selain sebagai puteri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, Meng dan sang ayah merupakan sosok yang jauh dari pemberitaan media.

Mengutip CNN, selepas lulus kuliah di tahun 1992, perempuan berusia 46 tahun ini memulai karir sebagai operator telepon. Setahun berikut hingga kini, ia bergabung dengan perusahaan yang didirikan oleh sang ayah.

Meng mengaku mengganti nama belakangnya --mengikuti nama sang ibu di usia 16 tahun. Ia kembali ke bangku kuliah pada tahun 1997 untuk melanjutkan studi master akuntansi.

Setahun berikutnya, ia kembali bergabung dengan Huawei sebagai kepala departemen keuangan. Namun, sebelum menduduki jabatan chief financial officer, ia juga pernah menjadi direktur dan level eksekutif di perusahaan yang sama.

Ibu dua anak ini mengambil langkah penting saat ia mengubah struktur dan sistem keuangan perusahaan di tahun 2000. Tangan dingin Meng sukses membuat Huawei melebarkan sayap bisnisnya ke seluruh dunia.

Dilaporkan Reuters, selama tujuh tahun terakhir sejak ditunjuk sebagai CFO, laba bersih Huawei tumbuh empat kali lipat mencapai 47,5 yuan di antara tahun 2011 dan 2017.

Selain menjadi pemain pening di ranah infrastruktur telekomunikasi, Huawei juga mulai menjual ponsel yang jumlahnya melampaui Apple.

Dalam sebuah wawancara dengan 21st Century Business Herald di tahun 2013, Meng mengaku suaminya tidak bekerja di industri telekomunikasi.

Selain Meng, dua saudara laki-lainya Meng Ping dan Ren Ping juga bekerja untuk anak perusahaan Huawei. Meski peran keduanya tak diketahui, beredar spekulasi jika kedua saudara laki-lakinya itu dipersiapkan sebagai penerus Zhengfei memimpin perusahaan.

Maret lalu, Huawei menjadi pembicaraan ketika Meng menjadi salah satu dari empat dewan direksi perusahaan. Promosi jabatan dikabarkan didukung dengan upaya Meng jika kelak dirinya memimpin perusahaan.

Zhengfei kerap membantah jika kesuksesan perusahaan lantaran keberadaan ketiga anaknya di pusaran kepemimpinan. Dalam sebuah surat di tahun 2013, ia menyebut anak-anaknya tidak memiliki visi, karakter, dan ambisi yang jelas untuk memimpin perusahaan.

"Rencana (memasukkan anak-anak sebagai bagain dari strategi perusahaan) tidak ada. Rasanya terlalu konyol untuk merespons kabar tersebut," ucap Zhengfei ketika diwawancara Caixin di tahun 2010. (CNN/evn)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2QObYiy
December 10, 2018 at 11:07PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2QObYiy
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment