"Saya kira menang tipis, kalah tipis harus ada upaya memperbesar elektabilitas. Karena itu setiap daerah punya segmentasi, potensi-potensi," ujar Ma'ruf di kediamannya di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/12).
Hal ini diungkapkan Ma'ruf menanggapi kekhawatiran pihaknya akan kalah di sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Banten, NTB, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Maluku, serta Maluku Utara.
Pada pemilu 2014 lalu, perolehan suara Jokowi di daerah tersebut kalah unggul dari Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Jokowi kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK).
Ma'ruf mengatakan pihaknya akan mengkaji dan melihat potensi-potensi di masing-masing wilayah. Nantinya potensi itulah yang disasar guna membantu meningkatkan simpati masyarakat, sehingga ada lonjakan perolehan suara.
Misalnya, kata Ma'ruf, di wilayah Banten dimana nuansa keagaamaan di sana cukup kuat. Maka pihaknya akan melakukan pendekatan dengan alim ulama dan tokoh-tokoh agama setempat.
Demikian juga di sana banyak jawara, ahli bela diri atau pendekar. Ma'ruf mengatakan akan melakukan pendekatan kepada mereka.
Sedangkan di Jawa Barat, Ma'ruf kembali mencontohkan, nuansa keagamaan juga sangat kental. Pihaknya akan berkomunikasi dengan para alim ulama dan tokoh agama di sana.
"Untuk memenangkan kita harus bisa manfaatkan potensi di daerah itu," kata Ma'ruf.
Sebelumnya Sekretaris Jendral Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus juga mengatakan Ma'ruf memiliki fokus tugas untuk merebut suara di beberapa kantong wilayah tersebut. Karena di wilayah itu pasangan Jokowi-JK keok pada Pilpres 2014 lalu.
Lodewijk menilai sebagian besar wilayah tersebut memiliki karakter basis pemilih muslim terbesar di Indonesia. Ia optimistis identitas ulama kharismatik yang melekat pada diri Ma'ruf dapat menutupi lubang kekurangan Jokowi di beberapa wilayah tersebut.
(fac/agr)https://ift.tt/2L5hA2L
December 08, 2018 at 09:47AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2L5hA2L
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment