Kebijakan ini menyusul penurunan harga minyak dunia yang sudah menyentuh level US$60 per barel atau merosot dari posisi US$80 per barel yang tercatat pada pertengahan Oktober silam.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementeiran ESDM Djoko Siswanto mengatakan keputusan itu didapat setelah pemerintah mengadakan pertemuan dengan badan usaha penyalur BBM. Tercatat, ada enam badan usaha yang berkomitmen untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi, yakni PT Pertamina (Persero), PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR), Shell, Total, Vivo, dan PT Garuda Mas Energi.
"Mereka semua berkomitmen untuk menurunkan harga," ujar Djoko, Rabu (28/11).
Ia menuturkan, beberapa badan usaha sudah mulai menurunkan harga BBM nonsubsidinya di tahun ini. Namun, ada pula badan usaha yang akan menurunkan harga BBM nonsubsidinya pada Januari mendatang.
Hanya saja, Djoko masih enggan untuk membeberkan rata-rata besaran penurunan harga BBM tersebut. "Tapi kami sudah mengantongi tanggal-tanggal komitmen penurunan tersebut, dan nanti mereka tinggal kirim saja surat penetapan harganya ke pemerintah," jelas dia.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Syahrial Mukhtar mengatakan harga BBM nonsubsidi pasti akan disesuaikan seiring perubahan harga minyak dunia. Hanya saja, dampaknya tak bisa segera. Pasalnya, BBM yang diproduksi Pertamina bukan berasal dari pembelian minyak mentah yang dikontrak hari ini.
"Tidak bisa jika harga minyak turun, maka harga BBM langsung turun. Ada lag time. Tapi harga BBM nonsubsidi tentu tidak usah disuruh pun pasti akan menyesuaikan dengan market," jelasnya. (glh/agi)
https://ift.tt/2DZNwEZ
November 28, 2018 at 11:20PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2DZNwEZ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment