Saturday, November 24, 2018

Okky Madasari, dari Fulan Fehan ke Buku Cerita Anak

Jakarta, CNN Indonesia -- Melihat tak banyak kisah sastra Indonesia yang diperuntukkan bagi anak-anak, penulis Okky Madasari memutuskan menyelami genre tersebut sejak tahun 2018.

Belum lama ini Okky kembali merilis sebuah buku berjudul 'Mata dan Rahasia Pulau Gapi'. Buku ini merupakan novel kedua dari serial Matara di penjuru Indonesia.

Melalui novel tersebut Okky menceritakan petualangan seorang anak bernama Matara dalam menghadapi keragaman, keindahan, dan kekentalan budaya yang dimiliki Indonesia.

"Serial ini menghadirkan cerita dari manusia-manusia Indonesia. Aku ingin anak bisa belajar sejarah, antropologi dan banyak hal dari novel-novel ini," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di Jakarta pada pekan kemarin.

Sebelum buku 'Mata dan Rahasia Pulau Gapi' dirilis, novel pertama Okky dalam genre novel anak-anak adalah 'Mata di Tanah Melus'.

Ide membawa lokasi-lokasi Indonesia menjadi cerita anak, datang ketika Okky diundang oleh Badan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke Ternate, Maluku Utara.

"Saat itu aku bersama sastrawan lainnya diundang ke daerah perbatasan Indonesia untuk membuat tulisan dengan latar belakang novel kami," tuturnya.

Setelah mengangkat Ternate pada buku pertama, kini Okky memilih Fulan Fehan di Nusa Tenggara Timur sebagai jantung cerita dari 'Mata dan Rahasia Pulau Gapi'.

Fulan Fehan adalah sebuah lembah yang berlokasi di kaki gunung Lakaan, tepatnya sekitar 26 kilometer dari Atambua, Belu.

Selain menyuguhkan aksi kuda yang bebas berkeliaran di sabana, Fulan Fehan juga memiliki ragam objek wisata menarik seperti Benteng Lapis Tujuh, Gunung Lakaan, dan Bukit Batu Maudemu.

Okky sendiri memilih Fulan Fehan bukan tanpa alasan. Ada kisah tersendiri yang 'membawanya' ke sana.

Okky Madasari, dari Fulan Fehan ke Buku Cerita AnakPenulis Okky Madasari ketika berkunjung ke Redaksi CNN Indonesia, Jakarta Selatan, pada Rabu (14/11/2018). (CNN Indonesia/ Harvey Darian)

Saat melakukan riset sebelum menulis novel tersebut, Okky berkunjung ke Nusa Tenggara Timur bersama sang anak yang masih menginjak usia balita.

"Waktu masih dalam perjalanan ke Fulan Fehan mobil yang aku tumpangi sempat berhenti di jalan. Namun setelah itu bisa jalan lagi," cerita Okky sambil mengenang perjalanannya pada Oktober 2016 silam.

"Saat masih di perjalanan, anakku tenang-tenang saja. Tapi yang aneh, ketika sampai Fulan Fehan dan keluar mobil, anakku langsung nangis," ungkapnya.

Okky mengatakan banyak orang bilang Fulan Fehan terkenal mistis.

"Katanya aku harus permisi dulu dengan melempar uang dan beras," tuturnya.

Okky Madasari, dari Fulan Fehan ke Buku Cerita AnakSekelompok sapi dan kuda bebas berkeliaran di padang rumput Fulan Fehan. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Kendati pengalamannya terasa aneh, Okky justru semakin tertarik dan akhirnya membulatkan niat untuk mengangkat Fulan Fehan sebagai latar utama novel keduanya.

Dunia sastra telah digeluti Okky sejak tahun 2010. Dirinya sempat menang penghargaan sastra bergengsi di Indonesia, Khatulistiwa Literary Award. 

Novel 'Maryam' yang membawanya menang dalam ajang penghargaan yang dihelat pada tahun 2012 itu.

Terkenal sebagai penulis yang kerap membawa isu kritik sosial dalam setiap karyanya, ia mengaku sempat kesulitan ketika menggarap novel anak.

Namun Okky belajar banyak dari sang anak untuk mendalami karakter yang disenangi dari kacamata anak-anak.

"Anak-anak itu memiliki imajinasi yang tinggi. Kunci dari membuat novel sastra untuk anak adalah bisa mendalami bagaimana cara mengajak anak melihat dan berpikir," tuturnya.

Belum selesai masa promosi buku kedua, Okky mengatakan sudah siap merilis novel ketiga dalam seri Matara yang akan mengangkat Wakatobi, Sulawesi Tenggara sebagai latar cerita.

(fey/agr)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Rb9mZ0
November 23, 2018 at 10:23PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Rb9mZ0
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment