Monday, November 26, 2018

Pengamat: Benahi PSSI, Baru Tunjuk Pelatih Timnas Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly, menyebut PSSI lebih baik jika membenahi organisasi terlebih dulu sebelum menentukan pelatih baru Timnas Indonesia.

Pria yang akrab disapa Towel itu mengatakan federasi sepak bola Indonesia harus menentukan sasaran prestasi yang ingin diraih pada tahun mendatang termasuk program kerja serta jangka waktu yang harus ditetapkan sebelum menunjuk pelatih baru.

Selain itu ia juga menilai agenda penetapan pelatih Timnas Indonesia bisa diselesaikan di ranah Komite Eksekutif (Exco), tidak perlu dimasukkan ke dalam agenda kongres tahunan PSSI yang rencananya digelar 20 Januari 2019 di Bali.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menyebut ada agenda membahas pelatih Timnas Indonesia pada 7 Desember mendatang di level departemen kesekjenan PSSI sehingga dapat menunjuk pelatih Timnas Indonesia untuk semua level usia pada Desember atau paling lambat Januari 2019.

Joko Driyono dan Ratu Tisha Destria menjadi sosok penting di kepengurusan PSSI.Joko Driyono dan Ratu Tisha Destria menjadi sosok penting di kepengurusan PSSI. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
"Urgensinya membenahi organisasinya dulu baru menentukan pelatih timnas. PSSI adalah orang-orang yang diberi otoritas oleh publik sepak bola untuk memajukan sepak bola Indonesia termasuk timnasnya. Bagaimana mau pilih pelatih, kalau di organisasinya saja tidak beres," ujarnya.

"Sebenarnya untuk pelatih timnas, kalau belum ada urgensi yang mendesak, PSSI lebih bagus mengkoreksi dirinya sendiri dulu. Karena pelatih itu bisa diputuskan di exco meeting, tidak harus di kongres," kata pengamat yang juga aktif menjadi komentator sepak bola di stasiun televisi itu ketika dihubungi CNNIndonesia.com , Senin (26/11).

Mantan pekerja televisi itu menekankan anggota Exco harus memahami seluk beluk masalah dan mampu mengurusi sepak bola Indonesia dan tidak membiarkan masalah berlarut-larut.

Timnas Indonesia gagal menembus semifinal Piala AFF 2018.Timnas Indonesia gagal menembus semifinal Piala AFF 2018. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
"Artinya organisasi PSSI sedang sakit. Soal timnas juga harus jelas siapa yang bertanggung jawab. Yang memilih Bima Sakti siapa? Keputusan rapat Exco atau siapa? Makanya saya bilang, organisasi ini enggak kredibel dalam mengeksekusi hal-hal yang menjadi prioritas fungsi dari organisasi sepak bola yang produknya adalah kompetisi dan timnas," tutur Towel.

"Sekarang semua ada di Kesekjenan, kalau begitu bertanggung jawablah. Giliran orang berasumsi, memberikan pernyataan jangan dibilang gosip, karena publik sekarang tidak bodoh terhadap sepak bola," ucapnya.

Secara organisasi, lanjut Towel, PSSI juga harus meminta maaf kepada publik sepak bola Indonesia atas kegagalan prestasi Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Skuat Garuda gagal lolos ke babak semifinal Piala AFF setelah menempati peringkat empat klasemen Grup B.

"Jangan yang bagus dijawab dengan lelucon. Bukan seperti itu permintaan maaf dan pertanggungjawabannya. Secara resmi PSSI harus menyertakan permohonan maaf, oleh Ketua Umum dan Exco. Jangan pada sembunyi sekarang, karena persoalannya bukan semata-mata ada di Edy Rahmayadi saja sebagai Ketua Umum PSSI," terang Towel. (TTF/nva)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2ReN09g
November 27, 2018 at 02:11AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2ReN09g
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment