Thursday, November 15, 2018

Rupiah Melemah Bikin Laba Bersih PTBA Naik 150 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp3,93 triliun sampai September 2018, atau melonjak 150 persen dari raihan periode yang sama tahun lalu. Penguatan harga batu bara diiringi pelemahan rupiah mendongkrak nilai ekspor sekaligus keuntungan perseroan.

Pendapatan usaha meningkat 21 persen, dari Rp13,29 triliun menjadi Rp16,04 triliun. Pendapatan terbesar diperoleh dari penjualan ekspor batu bara dengan porsi 52 persen, penjualan batu bara di pasar domestik 46 persen, dan sisanya 2 persen berasal dari aktivitas penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

"Hal tersebut termasuk salah satu strategi manajemen dalam memanfaatkan momentum penguatan harga batu bara global, pelemahan rupiah terhadap dolar AS, dan peningkatan permintaan batu bara dari China," demikian dikutip dari keterangan tertulis perseroan, Rabu (14/11).


Berdasarkan volume, produksi batu bara meningkat 16 persen menjadi 19,68 juta ton. Penjualan batu bara meningkat 7,8 persen dari tahun sebelumnya. Volume penjualan ekspor naik 39 persen dengan harga jual rata-rata yang melonjak 13 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Rerata harga jual batu bara periode Januari-September 2018 naik 13 persen dari Rp747.775 per ton menjadi Rp841.665 per ton. Hal ini dipengaruhi kenaikan harga rerata batu bara Newcastle dan Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang signifikan, yakni masing-masing 27 persen dan 20 persen.

Di sisi lain, beban pokok penjualan juga meningkat 15 persen, dari Rp8,1 triliun menjadi Rp9,37 triliun.

Dari sisi aset, PTBA menggenggam aset sebanyak Rp22,4 triliun, dengan komposisi aset tetap 28 persen serta kas dan setara kas 27 persen, yakni masing-masing Rp6,2 triliun dan Rp6,06 triliun. Nilai aset termasuk kewajiban (utang) yang tercatat mencapai Rp7,55 triliun.


PTBA Coba Diversifikasi Usaha

Pada 2018, perseroan menganggarkan investasi sebesar Rp6,55 triliun yang terdiri dari Rp1,32 triliun investasi rutin, sisanya Rp5,23 triliun untuk investasi pengembangan.

Proyek pengembangan yang dilakukan PTBA antara lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 yang dibangun melalui PT Huadian Bukit Asam Power, konsorsium PTBA dan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Selain itu, PLTU Feni Halmahera Timur yang merupakan proyek sinergi BUMN Holding Pertambangan, yaitu antara PTBA dan PT Antam (Persero) Tbk. Hingga kini, proyek masih dalam proses studi kelayakan. Pembangkit listrik ditujukan untuk menyediakan pasokan energi listrik bagi pabrik feronikel milik ANTAM.


Selanjutnya, PLTU Pomalaa telah beroperasi untuk menyediakan energi listrik bagi pabrik feronikel milik ANTAM di Pomalaa. Rencananya, aset akan dipisahkan ke JV Co yang dibentuk oleh Antam dan diakuisisi oleh PTBA. Terakhir, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) fotovoltaik Angkasa Pura II melalui sinergi BUMN, PTBA, dan PT Angkasa Pura II (Persero) Tbk. (lav/bir)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2OLCRPl
November 14, 2018 at 07:08PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2OLCRPl
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment