
"Ya mereka (AirAsia) meminta KSO dengan kami. Tapi belum membicarakan detail. Kami baru bicara-bicara saja," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara di Gedung Sarinah, Jumat (21/12).
Ari mengaku akan mempelajari peluang kerja sama dengan maskapai asal Malaysia tersebut. Ia menilai AirAsia memiliki kelebihan pada penerbangan rute internasional.
"Jadi mungkin kami akan support juga untuk Citilink, kami akan tetap terbuka," ujarnya.
Garuda Indonesia sebelumnya telah mengambil alih pengelolaan finansial dan operasional Sriwijaya Air dan NAM Air melalui anak perusahaannya PT Citilink Indonesia.
Setelah menjalin KSO dengan Sriwijaya, Garuda Indonesia membuka peluang untuk membeli saham PT Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan plat merah itu juga mempertimbangkan konversi kewajiban Sriwijaya Air menjadi saham.
Berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia pada September 2018, Sriwijaya Air memiliki utang pemeriksaan menyeluruh (overhaul) 10 mesin pesawat sebesar US$9,33 juta atau sekitar Rp135,28 miliar mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS.
Sriwijaya juga tercatat memiliki utang perawatan pesawat sebesar US$6,28 juta atau sekitar Rp92,75 miliar dan Rp119,77 miliar yang telah dianjak piutang kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Garuda Indonesia tengah menunggu saran dan masukan dari konsultan independen Garuda Indonesia untuk merealisasi keputusan tersebut.
"Nanti kami juga akan konsultasi dengan Menteri BUMN untuk ambil alih saham, karena ini semua harus minta ijin dari BUMN," terang Ari. (ulf/agi)
http://bit.ly/2V5pgXB
December 22, 2018 at 02:39AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2V5pgXB
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment