Kabut adalah uap air yang mengambang di atas permukaan tanah, lalu berkondensasi hingga menjadi mirip awan. Mengemudi mengandalkan lampu utama atau lampu jauh dalam kondisi itu bisa jadi pengalaman berbahaya pasalnya kabut punya efek memantulkan cahaya hingga mengurangi visibilitas.
Sebab itulah lampu kabut ditemukan. Pada umumnya kabut mengambang sekitar 18 inci (45 cm) dari permukaan jalan. Beda dari lampu utama atau lampu jauh yang cahayanya lebih tinggi, lampu kabut menyinari di bagian bawah kabut.
Agar hal itu bekerja, produsen kendaraan biasanya memosisikan lampu kabut di bawah lampu depan. Lokasi utamanya ada di bagian bemper.
Jarak pencahayaan lampu kabut memang tidak sejauh lampu utama, meski begitu lampu kabut mampu menyinari permukaan jalan hingga cukup membantu pengemudi berkendara. Sebab sinar lampu kabut tidak terefleksikan kabut seperti cahaya lampu utama, fungsinya juga membantu pengemudi lain menyadari keberadaan mobil kita.
Warna Kuning Bukan yang Utama
Asumsi awal lampu kabut dianggap harus berwarna kuning, namun sebenarnya tidak perlu seperti itu. Sains di belakang lampu kabut kuning karena warna ini punya jarak pencahayaan lebih jauh dari warna biru atau putih.
Teorinya semakin jauh jarak pencahayaan maka mampu menembus atmosfer tebal atau bahkan air. Studi tentang lampu kabut menyatakan kemampuan tidak ditentukan dari warna melainkan posisi dan sudut pencahayaan. (ryh/fea)
https://ift.tt/2A3hPqQ
December 20, 2018 at 02:13AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2A3hPqQ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment