Setan Merah menang meyakinkan 3-1 atas Huddersfield Town pada laga Boxing Day di Stadion Old Trafford, Rabu (26/12) malam waktu setempat.
Total sudah delapan gol yang dilesakkan Setan Merah sejak ditangani Solskjaer dalam dua laga di Liga Primer Inggris. Sebelumnya, Man United mengalahkan tuan rumah Cardiff City 5-1 di Stadion Cardiff City.
Lini depan The Red Devils berubah jauh lebih dinamis di era Solskjaer dibandingkan saat masih ditangani Jose Mourinho. Permainan Paul Pogba dan kawan-kawan jauh lebih impresif saat ini, setidaknya dalam dua kali penampilan mereka.
Solskjaer yang merupakan mantan penyerang Setan Merah itu seolah mengembalikan agresivitas timnya menerapkan permainan menyerang yang nyaris tak pernah ditampilkan kala Mourinho masih melatih.Pelatih asal Norwagia tersebut benar-benar memanfaatkan status 'darah muda' yang sebagian besar menghuni skuat Man United. Sebut saja nama-nama seperti Jesse Lingard, Anthony Martial, dan Marcus Rashford, jadi tumpuan Solskjaer di lini depan.
Ole Gunnar Solskjaer pernah melatih Paul Pogba saat masih di tim cadangan Manchester United. (Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)
|
Yang menarik, trio tersebut masing-masing berhasil mencetak gol untuk MU sepeninggal Mourinho. Rashford dan Martial cetak satu gol, sedangkan Lingard dua gol.
Jika melihat skema permainan, Rashford tampaknya dikembalikan ke posisi semula sebagai penyerang tengah. Sebelumnya pada era Mourinho, striker timnas Inggris tersebut lebih banyak berperan menjadi penyerang sayap lantaran posisi striker sudah diisi Lukaku.Kebijakan Mourinho tersebut lantas menuai kritikan lantaran performa Rashford tidak gereget.
Di bawah arahan Solskjaer, Rashford kembali ke posnya sebagai penyerang tengah, namun tugasnya lebih fleksibel. Striker 21 tahun itu tak hanya difokuskan menyerang dari sisi tengah.
Rashford juga tampaknya diberi kebebasan untuk bergerak lebih melebar di sisi kiri atau kanan pertahanan lawan. Bahkan dalam dua laga lawan Cardiff dan Huddersfield, ia lebih banyak menyisir di sisi kiri maupun kanan.
Tampak pada laga Man United melawan Huddersfield, Rashford kerap masuk dari sisi sayap. Sedangkan Juan Mata yang dimainkan pada laga itu sebagai penyerang, melapisi pergerakan Rashford.
Tengok saja gol kedua Man United ke gawang Huddersfield yang dicetak Pogba assist dari Juan Mata, dimulai dari pergerakan Rashford dari sisi kanan dan melepas umpan ke Mata yang diteruskan ke Pogba.
Marcus Rashford bermain lebih bebas di bawah arahan Solskjaer. (Foto: Reuters/Craig Brough)
|
Belum lagi peran Pogba yang jauh lebih hidup sebagai pengatur serangan Man United. Ia memang tak lagi harus bergerak dinamis untuk membuka serangan timnya. Namun, pemain timnas Prancis itu lebih leluasa melepaskan umpan-umpan ciamik sebagai poros skema serangan Setan Merah.
Bukan hanya dalam melepas umpan, ketajaman Pogba dalam mencetak gol pun mulai kembali. Perbedaan statistik gol dan assistnya cukup tajam di era Solskjaer ketimbang Mourinho.
Pogba membutuhkan 12 pertandingan untuk mengemas satu gol dan tiga assist pada masa Mourinho. Di bawah asuhan Solskjaer, pemain itu hanya perlu dua laga untuk mencetak dua gol dan dua assist.
Di masa Solskjaer ini pula gelandang murni seperti Nemanja Matic mampu mencetak gol ke gawang Huddersfield berkat skema serangan yang lebih dinamis. Itu merupakan gol pertama pemain timnas Serbia tersebut di Liga Primer Inggris musim ini.
Nemanja Matic mencetak gol ke gawang Huddersfield Town. (Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)
|
Man United arahan Solskjaer memang belum menghadapi tim-tim kuat Liga Primer Inggris. Namun, setidaknya Setan Merah menunjukkan gairah di lini depan dengan serangan-serangan yang lebih dinamis dan atraktif saat ini. </span>
http://bit.ly/2ReDLJq
December 28, 2018 at 02:10AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2ReDLJq
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment