"Bukannya tidak ada (crisis center), tapi baru kami bentuk malam Senin di rumah Bupati, kejadian kan malam Minggu ya," kata Kepala BPBD Lampung Selatan Ketut Sukerta saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (24/12).
Dengan didirikannya pusat informasi tersebut, Sukerta mengatakan sekarang seluruh masyarakat sudah dapat menggali informasi mengenai bencana tersebut di sana.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan koresponden CNN Indonesia TV Abdur Rahim yang melaporkan langsung dari sekitar lokasi, bahwa kawasan tersebut belum punya crisis center. Dari laporannya, hingga kini belum ada data pasti terkait jumlah korban meninggal dunia, luka-luka atau bahkan yang belum ditemukan.
"Jumlah korban meninggal belum terkonfirmasi, yang menjadi masalah di sini belum ada posko atau crisis center informasi satu pintu, baik untuk keluarga yang mencari anggotanya juga awak media yang butuh untuk mengabarkan informasi," Abdur dalam laporannya siang tadi.
Kondisi Lampung Usai Diterjang Tsunami
Lebih lanjut, Sukerta mengatakan dampak paling parah ada di tiga wilayah pesisir seperti Kunjir, Way Muli, dan Canti.
Selain daerah yang porak poranda akibat gulungan ombak, korban jiwa paling banyak juga berasal dari tiga kawasan tersebut. Sukerta mencatat hingga pagi tadi sudah ada 60 orang ditemukan meninggal dunia, 22 orang hilang, dan 258 orang luka-luka.
"Jadi di sana memang yang paling parah ya. Tapi korban yang terdata ini masih warga lokal saja," ujar Sukerta.
Sukerta menambahkan proses evakuasi di wilayah-wilayah terparah itu sudah berjalan lancar. Katanya ini juga karena bantuan dari para pelaku usaha yang memiliki alat berat sehingga jalur-jalur tertutup akibat material rumah dan kayu-kayu bisa disingkirkan.
Selain itu Sukerta mengatakan bantuan makanan, pakaian, serta obat-obatan untuk para korban bencana juga mulai berdatangan.
"Banyak (bantuan) kami terima. Hari ini juga sudah banyak berdatangan ke posko kami. Tapi kami tidak tahu itu bantuan dari mana saja," kata Sukerta.
(ain/ain)http://bit.ly/2BGbLEL
December 25, 2018 at 04:43AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2BGbLEL
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment