
"Ini momen yang tepat agar Indonesia menghentikan impor daging sapi dan livestock dari Australia," kata Muhyiddin kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (15/12).
Melanjutkan pernyataannya, Muhyiddin berkata, "Australia menikmati surplus perdagangan dengan Indonesia, dan Jakarta harus menjadikan kebijakan Canberra tentang keberpihakannya terhadap Israel sebagai catatan khusus."
MUI pun mengimbau negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam melakukan embargo dagang dengan Australia. Menurut dia, ekspor daging Australia ke negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) cukup signifikan.
"Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar harus memeloporinya," ujarnya.
Ia menyebut kebijakan Negeri Kangguru itu sangat mencederai perasaan umat Islam, khususnya Indonesia yang merupakan mitra Australia. Dia pun meminta pemerintah mengkaji ulang hubungan diplomasi dengan Australia.
"Minimal down grade levelnya, karena banyak kebijakannya yang sering merugikan Indonesia dan umat islam," ujarnya.
Kala itu, Morrison mengatakan bahwa pertimbangan ini muncul karena proses perdamaian antara Israel dan Palestina tak kunjung usai, dengan salah satu isu utama perebutan Yerusalem sebagai ibu kota.
Pernyataan Morrison ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Indonesia. Sebagai pendukung Palestina, Indonesia menentang keras rencana Australia tersebut karena dianggap semakin mengancam prospek perdamaian Israel-Palestina.
Selain itu, Jakarta menilai langkah kontroversial yang terinspirasi dari Amerika Serikat itu melanggar hukum internasional.
Tak lama setelah rencana kontroversial itu diumumkan Morrison, Indonesia langsung menerbitkan pernyataan kecaman hingga memanggil duta besar Australia di Jakarta.
Indonesia bahkan mengancam rencana Negeri Kangguru itu bisa mempengaruhi proses penyelesaian perjanjian perdagangan bernilai US$11,4 miliar (sekitar Rp17,3 triliun) dengan Australia. (fra/has)
https://ift.tt/2BmJsLh
December 16, 2018 at 12:30AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2BmJsLh
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment