
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan standar QR code yang dibuat pihaknya bersama dengan tiga bank BUMN lainnya berbeda yang tengah dibuat dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
"Standar QR code ini kan banyak dimiliki stakeholder, nah kami bank berempat ini sedang menyatukan pemikiran semua komponen, tidak bisa lagi bank sepihak," ucap pria yang kerap disapa Tiko, Jumat (16/11).
Nantinya, menurut dia, standar QR Code Himbara akan dibuat menyesuaikan dengan standar yang telah dibuat ASPI. "Itu isu teknis, bisa nanti disesuaikan saja dengan yang eksisting. Tapi memang ini harus diskusi," tutur Tiko.
Lebih lanjut Tiko menjelaskan perspektif mengenai standar QR code saat ini tak hanya berbeda-beda di kalangan perbanka. Ada pula perbedaan standar antar perusahan financial technology (fintech) lokal dan asing. Bahkan, perusahaan fintech umumnya meminta tidak ada standar QR code.
"Itu juga kami sedang diskusi pro dan kontra seperti apa, tapi intinya bagaimana hidupkan ekosistem yang kuncinya kan sebenarnya merchant-nya. Tinggal bagaimana membuat merchant yang nyaman seperti apa," ujar Tiko.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) berencana meluncurkan standar transaksi pembayaran menggunakan fitur kode atau QR Code pada tahun ini. Standard tersebut rencana akan dibuat oleh ASPI.
Kendati belum meluncurkan standar, BI sudah memberikan izin transaksi pembayaran QR Code kepada sejumlah lembaga Penyelenggar Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) sejak beberapa bulan lalu.
Sementara itu, kini sejumlah perbankansedang gencar berinvestasi di sektor teknologi informasi (TI), merespons perkembangan digital yang semakin pesat, termasuk pembayaran dengan QR code. Tiga bank raksasa tercatat siap menggelontorkan dana hingga Rp11 triliun untuk mengembangkan sektor itu tahun depan.
Bank Mandiri misalnya, mengalokasikan dana untuk investasi digital sebesar US$200 juta atau setara dengan Rp2,96 triliun (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat). Angka itu naik dibandingkan dengan alokasi investasi TI perusahaan tahun ini yang hanya US$150 juta.
Kemudian BRI sekitar Rp3,5 triliun dan BCA sebesar Rp5,2 triliun untuk pengembangan infrastruktur digital. (aud/agi)
https://ift.tt/2DqCMOX
November 16, 2018 at 09:16PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2DqCMOX
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment