Friday, November 16, 2018

BI Proyeksikan Inflasi Tahun Ini Cuma 3,2 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun ini hanya sekitar 3,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Proyeksi tersebut berubah dari target awal yang sebesar 3,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perubahan proyeksi dilakukan karena inflasi tahunan sampai Oktober 2018 baru mencapai 3,16 persen. Perubahan proyeksi dilakukan karena hasil pemantauan yang dilakukan lembaganya menunjukkan kecenderungan inflasi hingga pekan kedua bulan ini cenderung rendah.

Berdasarkan hasil survei inflasi BI pada pekan kedua November 2018, inflasi bulanan hanya sekitar 0,17 persen. Sementara itu, inflasi tahun berjalan (year-to-date/ytd) sebesar 2,4 persen dan inflasi tahunan sekitar 3,13 persen.

"Semua barang cukup terkendali, sehingga mengonfirmasi perkiraan kami bahwa inflasi akhir tahun akan berada di sekitar 3,2 persen," ujar Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (16/11).


Meski begitu, Perry menyatakan pemerintah dan BI tidak akan lengah. Pemantauan harga dan pasokan akan tetap dilakukan bank sentral nasional bersama pemerintah pusat dan daerah sampai benar-benar tutup tahun agar harga barang kebutuhan pokok tetap terkendali.

"Kami terus kelola kecukupan barang dan keseimbangan antara permintaan dan penawaran," imbuhnya.

Rilis data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2018 sebesar 0,28 persen. Sementara inflasi tahun berjalan sebesar 2,22 persen dan inflasi tahunan 3,16 persen.

Inflasi bulan lalu dipicu oleh kenaikan harga di beberapa pengeluaran. Mulai dari tarif sewa rumah, tarif kontrak rumah, semen, besi, dan beton, emas dan perhiasan 0,01 persen, dan bensin karena kenaikan harga Pertamax.

(uli/agt)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2zcKs4l
November 16, 2018 at 09:15PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2zcKs4l
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment