Wednesday, November 14, 2018

Hadapi Tekanan di Inggris, Morata Konsultasi dengan Psikolog

Jakarta, CNN Indonesia -- Penyerang Chelsea Alvaro Morata mengaku mendatangi psikolog untuk menangani tekanan dan emosi pada musim pertama di liga Inggris setelah pindah dari Real Madrid.

Didatangkan The Blues sebagai pengganti Diego Costa dengan harga £58 juta, Morata yang dilabeli sebagai pemain termahal Chelsea sempat menjanjikan di awal musim 2017/2018.

Namun tekanan dan beban serta berbagai masalah di luar lapangan seperti problem kehamilan yang dialami sang istri dan kehilangan teman dekat yang mengalami kecelakaan mobil, membuat Morata kehilangan konsistensi di dalam lapangan. Sepanjang musim lalu, Morata hanya melesakkan 15 gol dari 48 pertandingan.

Tidak produktif di paruh pertama tahun 2018 membuat Morata terdepak dari timnas Spanyol yang berlaga di Piala Dunia.

Morata mengaku mendapat pencerahan dan kembali memiliki rasa kepercayaan diri setelah berkonsultasi dengan psikolog dan mendapat program yang disebutnya sebagai pelatihan pikiran.

Alvaro Morata mengaku sudah menikmati pertandingan setelah berkonsultasi dengan psikolog.Alvaro Morata (kanan) mengaku sudah menikmati pertandingan setelah berkonsultasi dengan psikolog. (Reuters/John Sibley)
"Saya tidak pernah berpikir mengenai pelatihan pikiran, sungguh. Ketika pemain mendengar kata psikolog, maka pertama kali Anda akan merasa terkejut. Tetapi saya menyadari saya butuh bantuan," ujarnya kepada koran Spanyol, ABC.

"Saya merasa malu ketika pertama kali berbincang dengan psikolog dan menceritakan seluruh masalah saya. Dengan bantuan semua orang saya kembali menemukan keceriaan di sepak bola," kata Morata.

Pemain yang pernah mengenakan kostum Juventus itu mengaku sudah dapat menjalani pertandingan dengan lebih baik dari sebelumnya.

Hingga pekan ke-12 liga Inggris 2018/2019, Morata sudah mencetak lima gol di liga Inggris. Selain itu, penyerang 26 tahun itu juga sudah mencetak satu gol dari dua penampilan di Liga Champions musim ini.

"Saya sudah kembali mencetak gol, tapi belum sampai memainkan permainan terbaik saya. Saya akan terus mendatangi psikolog, itu membuat saya menangani tekanan dan emosi," jelas pengoleksi dua gelar Liga Champions itu.

"Banyak yang ada di pikiran Anda tapi sekarang saya kembali menikmati [sepak bola]. Ini adalah masalah menyesuaikan pikiran, yang kemudian akan mengontrol tubuh," sambungnya. (nva/nva)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2DExVKS
November 15, 2018 at 03:35PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2DExVKS
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment