Sunday, November 25, 2018

Jonan Minta Pengelolaan Fasilitas Produksi Migas Dioptimalkan

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan pengelolaan fasilitas produksi minyak dan gas (migas) harus dilakukan dengan baik agar memberikan hasil yang optimal bagi negara. Pasalnya, fasilitas produksi migas merupakan aset negara.

Hal itu disampaikan Jonan saat melakukan kunjungan kerja ke Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pekan ini.

"Saya (Menteri ESDM) yang mewakili negara, saya melihat tidak ada ketentuan di dalam undang-undang, aset ini harus dikelola oleh pihak tertentu. Di undang-undang itu, (aset) harus dikelola dengan menghasilkan yang terbaik untuk masyarakat atau negara," ujar Jonan di lapangan Bravo Blok ONWJ, seperti dikutip dari keterangan resmi, dikutip minggu (25/11).

Jonan menekankan PHE sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), harus fokus pada peningkatan produksi migas di Blok ONWJ. Selain itu, pengelolaan migas juga harus lebih baik dan lebih efisien.


Terlebih, PHE ONWJ merupakan KKKS pertama yang menggunakan sistem kontrak bagi hasil produksi (PSC) Gross Split. Sebagai catatan, PSC Gross Split PHE ONWJ berlaku terhitung sejak Januari 2017 hingga Januari 2037.

"Jadi harus membayangkan kalau (blok) ini milik Anda, pasti mencari sesuatu yang menguntungkan," kata Jonan.

Pemerintah, lanjut Jonan, hanya ingin memastikan setiap kontraktor bisa memenuhi target yang sudah ditetapkan bersama SKK Migas pada awal tahun. "Terserah keuntungannya berapa," ujarnya.


Jonan memahami beberapa lapangan diBlokONWJ merupakan fasilitas produksi yang sudah tua.Konsekuensinya, produksi migas yang dihasilkan berada di fase penurunan. Namun, dengan pengelolaan yang baik, penurunan tersebut bisa disiasati.
"Harus cari cara, itulah tantangannya bisnis migas," ujarnya.

Kendati demikian, Jonan tetap mengapresiasi kinerja yang dilakukan oleh PHE ONWJ sejauh ini dalam capaian lifting minyak. Berdasarkan data SKK Migas hingga 17 November 2018, PHE ONWJ termasuk 10 besar KKKS yang memproduksi minyak di atas 5.000 Barrel Oil Per Day (BOPD).

Bahkan, realisasi lifting migas PHE ONWJ mencatatkan rata-rata di atas 90 persen dari target APBN 2018 di mana produksi minyak telah mencapai 29.521 barel per hari (bph) dari target APBN 2018, 33 ribu bph.


Sebagai informasi, PHE ONWJ memiliki fasilitas 219 offshore platforms, panjang pipa bawah laut mencapai lebih dari 1.600 km, 1 Floating Storage Offloading (FSO), dan empat fasilitas onshore.

Fasilitas tersebut diharapkan mampu mengangkat sumber migas dari cadangan minyak yang terbukti (proven) sebesar 342 MMBO, cadangan mungkin (probable) 37,4

(sfr/agt)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2r5JK4y
November 25, 2018 at 11:29PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2r5JK4y
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment