Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengungkapkan peserta yang mengikuti pelatihan kerja pada tahun ini sebanyak 330 ribu orang dan pemagangan sebanyak 174 ribu orang. Totalnya, 504 ribu orang mengikuti program tersebut.
"Makanya, tahun depan mau digenjot sampai 1,4 juta peningkatan kompetensi, tapi ini yang dari Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) ya," ujarnya, Selasa (27/11).
Ia menyebut target kenaikan peserta pelatihan itu tentu telah diantisipasi dari sisi pendanaan. Menurutnya, kenaikan anggaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp1,7 triliun bakal mempermudah pihaknya untuk menggenjot kompetensi masyarakat.
"Kementerian saya kan dapat tambahan, jadi sebagian dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagian lagi tentu dorong dari perusahaan atau industri," terang Hanif.
Untuk mendongkrak kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, ia menilai tak bisa hanya mengandalkan dompet negara, tetapi juga butuh bantuan dari industri. Ia mencontohkan, di Eropa, bahkan sebanyak 70 persen dana yang digelontorkan untuk peningkatan kualitas SDM berasal dari industri.
"Industri di Indonesia selama ini belum maksimal, kapasitas memang 39 ribu per tahun itu jumlahnya terlalu sedikit," tutur dia.
Hanif mengakui industri memang perlu diberikan insentif untuk menaikkan kapasitasnya memberikan pelatihan kerja bagi SDM atau karyawan di Indonesia. Salah satu bentuknya, yakni pengurangan pajak hingga 200 persen atau tax deduction kepada perusahaan.
"Jadi, misalnya perusahaan mengeluarkan dana berapa untuk pelatihan kerja, nanti perusahaan itu diberikan insentif atau pajaknya dikurangi 200 persen," papar Hanif.
Secara terpisah, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan implementasi kebijakan tax deduction bisa dilakukan pada tahun ini. Ia menyebut prosesnya masih di Kementerian Keuangan.
"Dengan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) mudah-mudahan bisa diselesaikan segerak setelah paket kebijakan XVI ini," imbuh Airlangga.
Peningkatan kompetensi SDM di dalam negeri ini juga sebagai permintaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Jokowi meminta peningkatan kualitas tak hanya dari lapisan bawah masyarakat, tapi juga sampai level pimpinan.
"Tapi bukan itu saja, saya ingin mulai 2019 secara besar-besaran bagaimana ubah pola pikir, dari konsumtif ke produktif," pungkas Jokowi.
(aud/bir)
https://ift.tt/2BCKe8t
November 28, 2018 at 05:35AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2BCKe8t
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment