Thursday, November 15, 2018

Pengamat: ABS Tak Signifikan Turunkan Angka Kecelakaan

Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen otomotif roda dua di Indonesia sedang keranjingan membenamkan teknologi anti-lock braking system (ABS) pada motor dengan ukuran mesin kecil sampai sedang. Terakhir Yamaha menyodorkan skutik FreeGo dengan fitur ABS. Sebelumnya ada Honda PCX ABS dan Nmax ABS.

Penggunaan sistem ABS disebut sebagai salah satu fitur canggih untuk menekan angka kecelakaan. Fitur ini bertindak agar roda depan dan belakang tak mengunci saat melakukan hard braking (menekan tuas rem 100 persen).

Sistem ABS disematkan pada skutik harga 'murah' pun gencar dilakukan, mengingat penjualan motor di Indonesia didominasi skutik. Dengan penggunaan ABS secara luas, diharapkan lebih banyak menyelamatkan jiwa pengendara sepeda motor.

Beberapa waktu lalu, pihak Bosch Indonesia menjelaskan jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Sepeda motor menempati urutan teratas. Pada 2016, dari total kecelakaan sebanyak 184.524 kejadian, melibatkan 138.049 unit motor.

Dalam pemaparannya, Bosch Indonesia menjelaskan bahwa 10-27 persen kecelakaan seharusnya bisa dicegah jika motor memiliki fitus ABS.

Menanggapi kondisi ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menanggapi tidak tepat jika ABS mampu menurunkan angka kecelakaan dengan signifikan. Menurutnya masyarakat pengguna kendaraan roda dua harus mengerti dua poin yang bisa menyelamatkan jiwa mereka.

"Penyebab kecelakaan ada dua, yaitu pertama perilaku tidak aman dan kombinasi perilaku tidak aman dengan lingkungan tidak aman. Jalan raya pasti sebuah lingkungan tidak aman. Kecelakaan karena perilaku tidak aman seperti ngebut, gagal fokus," kata Jusri kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/11).

Dijelaskan Jusri semua itu ada kaitannya fitur ABS. Dikatakan Jusri, ABS sebuah peranti tambahan keselamatan pada motor, namun bukan berarti signifikan menurunkan angka kecelakaan.

Jusri memaparkan, faktor utama keselamatan di jalan yaitu memerlukan mengatur emosi, mematuhi rambu lalu lintas dan berperilaku aman guna menghindari kecelakaan tunggal dan kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan lain.

"Dan apakah ABS berpeluang (tekan angkan kecelakaan), yes, tetapi tidak signifikan. Yang bisa mengurangi angka kecelakaan secara signifikan itu perilaku aman. Sabar, empati, kalau ada lampu merah ya setop. Itulah perilaku yang aman," ucap Jusri. (mik)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2DnfAB2
November 15, 2018 at 10:24PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2DnfAB2
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment