"Semakin ada kesan itu dipersulit dan diulur-ulur itu dampaknya semakin (negatif) ya pada Gerindra," kata Suhaimi saat dihubungi, Jumat (16/11).
Selain itu, Suhaimi mengatakan tarik ulur itu pun bisa berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Mohamad Taufik.
"Semakin diulur-ulur kita khawatir masyarakat tak percaya pada pak Taufik," ujarnya.
Kesan tarik ulur Gerindra dalam proses pemilihan wagub tersebut salah satunya terlihat dari keinginan Gerindra untuk menambah jumlah calon wagub yang mengikuti uji kelayakan dan uji kepatutan (fit and proper test).
Padahal, kata Suhaimi, sejak awal PKS telah menunjuk dua orang untuk menjadi cawagub yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Suhaimi pun mengungkapkan sebenarnya tak ada kesepakatan antar kedua partai soal penambahan calon. Hal yang telah disepakati kedua partai, kata dia, hanya soal penyerahan kursi wagub pada PKS serta proses uji kelayakan dan kepatutan.
"Bukan kesepakatan kan, kata-kata (penambahan jumlah calon) itu ada tapi enggak ada, kita setujuin permintaan itu," ujarnya.
Suhaimi menambahkan, dalam pertemuan tim fit and proper test kedua partai, PKS masih akan melakukan koordinasi soal permintaan penambahan calon tersebut.
"Harus (dibicarakan lagi)," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik meminta PKS untuk menambah jumlah calon wagub dalam proses fit and proper test.
Untuk proses fit and proper test memang telah disetujui bersama oleh Gerindra dan PKS dalam proses memilih calon pengganti Sandiaga Uno untuk duduk di kursi DKI 2. Untuk calonnya, kedua partai juga telah bersepakat jika nama calon wagub diserahkan kepada PKS.
(dis/kid)https://ift.tt/2RXYwG2
November 17, 2018 at 02:19AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2RXYwG2
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment