Monday, November 26, 2018

Pemerintah Bakal Gunakan Dolar untuk Biaya Haji 2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Agama (Kemenag) berencana kembali menggunakan kurs dolar Amerika Serikat (AS) untuk biaya haji 2019, setelah pada tahun ini menggunakan satuan rupiah. Usulan ini disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Senin (26/11).

Menteri Agama Lukman Hakim menjelaskan usulan itu diajukan lantaran 95 persen pembayaran penyelenggaraan ibadah haji dilakukan dengan satuan dolar AS dan riyal Arab Saudi, dan hanya 5 persen menggunakan rupiah.

"Fluktuasi perubahan kurs mata uang rupiah terhadap, baik dolar maupun riyal itu kan juga senantiasa mengalami perubahan. Oleh karenanya akan lebih aman bagi semua kita untuk penetapan biaya haji dengan US Dollar," kata Lukman usai rapat dengan Komisi VIII DPR, di kompleks parlemen.

Menurut Lukman, berdasarkan pengalaman tahun ini yang menggunakan satuan rupiah, ada selisih mencapai Rp500 miliar yang harus dibayar pemerintah akibat pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.

"Oleh karenanya di 2019 sebaiknya kita tak mengulang peristiwa seperti itu," kata dia.

Dengan kembali menggunakan kurs dolar AS, Lukman mengklaim jemaah tidak akan dirugikan karena pelunasan pembayaran tinggal disesuaikan dengan kurs rupiah saat itu. Jemaah juga disebut tetap dapat membayar setoran biaya haji dengan kurs rupiah.

"Pada saat pelunasan itulah kurs itu ditetapkan. Jadi setiap calon jemaah haji pada sisi US Dollar sama, tapi berapa rupiah yang harus dia bayarkan tergantung dari kapan dia melakukan pelunasan," katanya.

Hingga kini, pemerintah dan DPR kata dia masih membahas biaya haji 2019. Namun, pemerintah mengusulkan biaya haji 2019 sebesar 2.675 dolar AS atau naik 43 dolar AS dari tahun sebelumnya.

Lantas, Lukman menjelaskan ada tiga variabel yang menyebabkan kenaikan biaya haji 2019. Pertama, kenaikan biaya sewa dan avtur bahan bakar pesawat yang mencapai 43 dolar AS.

Kedua, kenaikan transportasi darat dari Mekah ke Madinah atau sebaliknya dari Jedah ke Mekah yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi sebagai imbas peremajaan bus.

Ketiga, kata dia, upaya meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah khususnya di Arafah dengan melengkapi tenda dengan penyejuk udara atau AC.

"Sebenarnya kenaikan itu riilnya itu bisa sampe 143 atau 148 dolar AS tapi kita lalu kemudian kita mencoba menyeimbangkan dengan indirect cost-nya, sehingga kenaikan yang harus dibayar jemaah itu hanya 43 dolar AS," ujarnya.

Meski demikian, Lukman menegaskan angka tersebut masih bersifat usulan yang akan dibahas di tingkat panitia kerja (panja) bersama Komisi VIII DPR. (swo/dea)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2PSpZfH
November 27, 2018 at 04:37AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2PSpZfH
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment