Dilansir AFP, Kamis (15/11), Lieberman yang merupakan Ketua Partai Yisrael Beitenu yang beraliran sayap kanan lantas mendesak pemerintahan Netanyahu segera menggelar pemilihan umum. Dia menyatakan hal itu karena kecewa dengan keputusan Netanyahu melakukan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza, Palestina pada Selasa lalu.
"Kita seharusnya sepakat segera menentukan tanggal untuk pemilihan umum," kata Lieberman.
Meski begitu, sumber internal Partai Likud yang dipimpin Netanyahu menyatakan tidak mungkin menggelar pemilu saat ini. Sebab situasi sangat rawan.
Untuk sementara ini jabatan menteri pertahanan diampu oleh Netanyahu. Dia belum memutuskan siapa yang bakal menggantikan Lieberman. Partai Likud dikabarkan juga mencoba membujuk Partai Yisrael Beitenu dan anggota koalisi lainnya untuk meredakan ketegangan.
Kendati begitu, politikus pesaing Netanyahu yakni Menteri Pendidikan Naftali Bennett ternyata mengincar posisi yang ditinggalkan Lieberman. Dia bahkan mengancam akan hengkang dari koalisi jika tidak diberi jabatan itu.
Setelah terlibat saling serang selama dua hari, Hamas dan militer Israel menyatakan gencatan senjata. Kedua belah pihak mau menahan diri setelah dibujuk oleh Mesir pada Selasa (13/11) untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak di Jalur Gaza, Palestina dan Israel. Pengunduran diri Lieberman membuat warga Palestina khususnya Hamas gembira.
"Ini kemenangan politik bagi Gaza,"</span> demikian pernyataan Hamas kemarin.
Di Israel, satu orang tewas akibat serangan roket Hamas. Kemudian 28 orang lainnya, termasuk seorang prajurit, terluka akibat serangan roket, mortir, dan rudal anti tank. Diperkirakan Hamas meluncurkan 460 roket ke Israel.
Hamas menyatakan pertempuran terjadi setelah serdadu Israel menembaki pasukan Brigade Izzudin Al Qassam yang sedang berjaga di Khan Yunis dari dalam mobil biasa. Mereka lantas kabur kemudian dikejar oleh pasukan Hamas.
Israel mengklaim serdadu itu sedang melakukan operasi militer yang digelar pada Minggu pekan lalu, yang bersifat intelijen untuk mengumpulkan informasi, dan bukan bertujuan membunuh atau menculik. Mereka juga mengakui kalau operasi itu tidak berjalan sesuai rencana.
Ternyata jet tempur Israel yang mengawal lantas menyerang pasukan Hamas yang sedang mengejar target dengan dalih melindungi rekan mereka. Hamas kemudian membalasnya dengan serangan roket ke selatan Israel.
Sudah berbulan-bulan situasi di Jalur Gaza memanas akibat sikap represif Israel yang membunuh warga sipil, saat unjuk rasa besar-besaran di kawasan perbatasan sejak 30 Maret lalu. Sekitar 231 warga Palestina meninggal karena dibunuh pasukan Israel dengan ditembak ketika demonstrasi, lainnya akibat serangan udara dan tank. (ayp)
https://ift.tt/2OMjYf4
November 15, 2018 at 04:01PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2OMjYf4
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment