Bagi GM, dari tujuh pabrik yang ditutup mampu menghemat biaya produksi sebesar US$6 juta atau sekitar Rp87 triliun, yang selanjutnya bisa dialihkan untuk membangun beberapa fasilitas baru menyambut industri otomotif baru. Namun penutupan pabrik mendatangkan masalah, yaitu GM harus merumahkan 27.000 dari total 180.000 pekerja GM.
Penutupan itu akhirnya mengundang kecaman dari serikat pekerja AS dan Kanada, dan menuduh perusahaan memindahkan produksinya ke luar negeri dengan mengorbankan pekerja di Amerika.
"Tindakan yang kami ambil hari ini melanjutkan transformasi untuk menjadi perusahaan yang kompetitif di pasar, sementara memberi kami fleksibilitas untuk berinvestasi di masa depan," ujar CEO GM Marry Barra disiarkan AFP, Selasa (27/11).
"Kami menyadari kebutuhan untuk tetap berada di depan perubahan kondisi pasar dan preferensi pelanggan untuk memposisikan perusahaan kami untuk sukses jangka panjang."Penutupan fasilitas produksi mobil-mobil GM dilakukan mulai tahun, dimulai penutupan tiga pabrik perakitannya di Amerika Utara, yakni Oshawa berlokasi di Ontario, Kanada, Hamstrack di Detroit, Michigan, dan Lordstown di Warren, Ohio.
GM juga bakal menutup dua pabriknya yang memproduksi baterai listrik dan transmisi di Baltimore, Maryland dan Warren Michigan, serta dua pabrik lain di luar Amerika Utara yang salah satunya berada di Gunsan, Korea Selatan.
Reaksi TrumpPresiden AS Donald Trump pada Senin (27/11) mengatakan bahwa tidak senang dengan keputusan GM untuk merumahkan puluhan ribu pekerja, mengingat General Motors sempat diselamatkan pemerintah AS dari krisis keuangan pada 2008.
"Aku berbicara dengannya (Barra) ketika mendengar mereka akan menutup pabrik, dan aku mengatakan, 'kau tahu, negara ini telah memberi banyak hal untuk GM. Sebaiknya kau segera kembali ke sini,'" kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Sebelumnya, Trump menerapkan kebijakan dagang agresif yang ditujukan untuk menyelamatkan pekerja manufaktur AS, termasuk negosiasi ulang dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang mengharapkan perjanjian tersebut dapat lebih memihak industri AS.
Laporan keuangan GM per kuartal mengalami lonjakan biaya produksi hingga US$400 juta atau sekitar Rp5,8 triliun di tengah kebijakan tarif impor baru yang ditetapkan Trump. Namun kenaikan biaya tersebut disebut juru bicara GM tidak ada kaitannya dengan penutupan beberapa pabrik GM.
(gfs/mik)
https://ift.tt/2DZUD0j
November 28, 2018 at 12:57AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2DZUD0j
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment